Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Itu Fenomenologi?

20 Juni 2022   21:28 Diperbarui: 20 Juni 2022   22:09 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas mengarahkan pikiran individu dari sudut pandang tidak ilmiah ke sains harus diambil dalam pengertian umum; merenungkan perkembangan formatif (Bildung) individu universal [atau umum], semangat kesadaran diri. Mengenai hubungan antara keduanya [individu khusus dan umum], setiap saat, 

ketika ia memperoleh bentuk konkret dan bentuk serta penampilannya sendiri yang tepat, mendapat tempat dalam kehidupan individu universal. Individu tertentu adalah pikiran yang tidak lengkap, bentuk konkret yang keberadaannya, secara keseluruhan, satu karakteristik yang menentukan mendominasi, sementara yang lain hanya ditemukan dalam garis kabur. 

Pada pikiran yang berdiri lebih tinggi dari yang lain, bentuk nyata yang lebih rendah dari keberadaan telah tenggelam ke dalam momen yang tidak jelas; apa yang dulunya merupakan fakta objektif (die Sache selbst) sekarang hanya menjadi satu jejak: bentuknya yang pasti telah terselubung, dan hanya menjadi sepotong bayangan. Individu, yang substansinya adalah pikiran pada tingkat yang lebih tinggi, 

melewati bentuk-bentuk masa lalu ini, sama seperti orang yang mengambil ilmu yang lebih tinggi melalui bentuk-bentuk persiapan pengetahuan itu, yang telah lama ia buat sendiri, untuk disebut sampai konten mereka di hadapannya; dia membawa kembali ingatan tentang mereka tanpa berhenti untuk memusatkan perhatiannya pada mereka.

Individu tertentu, sejauh menyangkut konten,   harus melalui tahap-tahap yang telah dilalui oleh pikiran umum, tetapi sebagai bentuk-bentuk yang pernah diambil oleh pikiran dan sekarang dikesampingkan, sebagai tahap-tahap jalan yang telah dikerjakan dan diratakan. keluar. 

Oleh karena itu, dalam kasus berbagai jenis pengetahuan, kita menemukan bahwa apa yang di masa lalu mengisi energi manusia dengan kemampuan mental yang matang tenggelam ke tingkat informasi, latihan, dan bahkan hiburan, untuk anak-anak; dan dalam kemajuan pendidikan ini kita dapat melihat sejarah kebudayaan dunia tergambar secara samar.

Cara keberadaan yang lampau ini telah menjadi milik yang diperoleh dari pikiran umum, yang merupakan substansi individu, dan, dengan demikian muncul secara eksternal kepadanya, melengkapi sifat anorganiknya. Dalam hal ini budaya atau perkembangan pikiran (Bildung), dilihat dari sisi individu, 

terdiri dari perolehan apa yang ada di tangannya siap untuknya, dalam membuat sifat anorganiknya organik untuk dirinya sendiri, dan mengambilnya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, dilihat dari sisi pikiran universal qua substansi spiritual umum, budaya tidak lain adalah bahwa substansi ini memberikan dirinya kesadaran diri sendiri, membawa proses inherennya sendiri dan refleksinya sendiri ke dalam diri.

Ilmu pengetahuan meletakkan di hadapan kita proses morfogenetik dari perkembangan budaya ini dalam semua kepenuhan dan kebutuhannya yang terperinci, dan pada saat yang sama menunjukkannya sebagai sesuatu yang telah tenggelam ke dalam pikiran sebagai momen keberadaannya dan menjadi milik pikiran. 

Tujuan yang ingin dicapai adalah pandangan terang pikiran tentang apa itu mengetahui. Ketidaksabaran meminta hal yang mustahil, ingin mencapai tujuan tanpa sarana untuk mencapainya.

Panjangnya perjalanan harus ditanggung, karena setiap saat diperlukan; dan sekali lagi harus berhenti di setiap tahap, karena masing-masing itu sendiri merupakan bentuk individu yang lengkap, dan sepenuhnya dan akhirnya dianggap hanya sejauh karakter penentunya diambil dan ditangani sebagai keseluruhan yang bulat dan konkret, atau hanya sejauh keseluruhannya; dilihat dalam terang karakter khusus dan khas yang diberikan oleh tekad ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun