Kamu menjilat gigimu dengan lidah yang tiba-tiba kering.
"Aku tidak mendengarnya," katamu, dan menyentakkan kepalamu ke arah pintu.
"Tidak," katanya.
"Itu berarti menolak penangkapan."
"Kamu belum menangkapku, hanya omon-omon," katanya. "Dan aku punya hak."
"Raksesi tidak punya hak," katamu, lebih keras dari yang kamu inginkan. Hampir berteriak.
"Apakah kamu akan membunuhku?" dia bertanya dengan suara lembut dan santai, tapi kamu bisa melihat tangan cakarnya bergetar, dan butiran keringat mengalir di rahangnya yang lebar.
"Ini adalah negara hukum," katamu. "Tidak ada seorang pun yang terbunuh tanpa sebab."
Kata-katamu membuatnya semakin gemetar.
"Bunian tidak," katanya.
Tentu saja. Bunia rimba punya penegak hukumnya sendiri. Kamu pernah melawan Dayang Tombak Trisula dalam latihan satu kali. Dia mematahkan dua tulang rusukmu. Pengacau konyol, bunian. Ambillah mantra sihir mereka dan mereka tidak lebih dari makhluk purba tua yang kurang gizi, dengan sikap orang tua nyinyir kepada semua manusia, yang bukan bunian.