Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membedah Keindahan

15 September 2025   06:38 Diperbarui: 15 September 2025   06:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Aku kira begitu, tapi aku diberitahu bahwa mereka memang begitu. Ras-ras lain tidak setuju. Beberapa, rupanya, bahkan menganggap mereka ras biadab. Mungkin ada sesuatu yang dianggap indah oleh semua makhluk---suatu rangkaian keindahan yang umum bagi semua. Untuk makhluk sepertiku hanya ada satu kali seumur hidup untuk memperoleh pengetahuan."

Antenanya mulai berwarna abu-abu---tanda kematian yang akan segera terjadi. Rasnya hidup sangat lama, namun tak abadi.

"Untukmu, mungkin ada lebih banyak lagi yang bisa dipelajari. Aku telah menghabiskan hidupku untuk membangun mesin-mesin terbaik---yang merupakan karya seni itu sendiri. Kamu adalah puncak dari penciptaaku. Dibangun untruk menjadi kuat, untuk menjadi cerdas, untuk bertahan lama. Kamu harus mencari seni dan keindahan, di mana pun kamu dapat menemukannya, baik itu musik indah yang ditemukan dalam milidetik pertama supernova, atau keindahan yang melekat pada partikel paling pendek dan paling sulit dipahami di alam semesta. Kamu harus menemukan kesempurnaan yang tak terbantahkan. Mewujudkan keindahannya. Bungkus dirimu di dalamnya dan berikan kepada mereka yang kekurangan. Perkaya hidup mereka dengan cara yang dapat dipahami oleh masing-masing makhluk, sebagaimana kamu bisa."

Dia berhenti sejenak dan memeriksa kitin cangkang luarnya yang mulai memutih. Sisik bagian atas tubuhnya mulai mengelupas dan rontok. Dia mendongak dan melanjutkan menebar aromanyayang semakin lemah.

"Kamu mempunyai semua alat untuk tumbuh dan menjadi lebih dari saat ini. Apakah kamu memahami apa yang harus kamu lakukan?"

Aku menyadari bahwa aku memahami. Aku paham bahwa aku sadar.

Sebelum meninggal, dia menghadiahkan wahananya kepadaku---ketika itu aku masih membutuhkannya. Aku meninggalkan jasad tak bernyawanya melayang di antara karya seni dan melaju ke ruang hampa antarbintang.

***

Makhluk-makhluk di dalam kapal---manusia, begitulah mereka menyebut diri mereka---menyerah untuk mencoba membukaku. Mereka mendiskusikan diriku. Mereka pikir mereka telah menunggu cukup lama---dua orbit bintang. Mereka percaya bahwa cukup aman untuk mendekatiku secara langsung.

Dua di antaranya datang mendekatiku.

Aku merasakan ledakan energi elektro-kimia yang terpusat di bagian atas tubuh mereka. Aku menyadari, di situlah pikiran mereka, terfokus pada simpul-simpul yang terkode dalam bunga-bunga. Itu adalah konfigurasi yang belum pernah kutemui sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun