Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Urgensi Memperluas Prinsip Ekuivalensi dalam Relativitas Umum

1 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 2 Agustus 2025   08:50 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Bagi sebagian ilmuwan, energi gelap cukup. Ia menjelaskan percepatan ekspansi, membuat grafik Hubble cocok dengan data, dan menyelamatkan model Lambda-CDM dari kehancuran. Namun, bagi mereka yang tidak puas hanya dengan angka cocok, pertanyaan-pertanyaan mendalam masih terus menggantung di langit kosmologi.

1. Energi Gelap Itu 'Misterius', Bukan 'Dipahami'

Sebuah teori ilmiah yang kuat seharusnya tidak hanya mampu menjelaskan apa yang terjadi, tetapi juga mengapa dan bagaimana hal itu terjadi. Energi gelap, meskipun fungsional secara matematis, tetap tidak memberikan mekanisme fisik yang nyata. Kita tidak tahu komposisinya, tidak tahu asalnya, dan belum menemukan detektor atau eksperimen laboratorium yang bisa membuktikannya secara langsung.

Ini seperti menjelaskan bahwa bulan bisa tetap bersinar karena ada "zat misterius" yang memancarkan cahaya dari langit---benar secara deskriptif, tapi keliru secara fisika.

2. Penambalan, Bukan Transformasi

Menambahkan energi gelap ke persamaan Einstein bisa dianggap sebagai patch---penambalan dalam sistem model, bukan pembaruan struktur fundamentalnya. Ini ibarat memperkuat rumah yang retak bukan dengan memperbaiki fondasinya, tapi dengan mengecat ulang dindingnya. Kita tetap tinggal dalam paradigma lama, hanya menambal bagian yang tidak cocok.

3. Mengabaikan Kemungkinan Realitas Berlapis

Sejak lama, fisika telah bergerak dari yang kasatmata menuju yang tersembunyi: dari atom ke kuark, dari galaksi ke ruang-waktu itu sendiri. Namun anehnya, dalam menjelaskan gerakan kosmik, kita belum secara serius mempertimbangkan bahwa mungkin, gerakan itu bukan berasal dari dalam semesta ini saja---melainkan interaksi dengan sesuatu di luar semesta kita, dalam artian metafisis atau struktural.

Bagaimana jika percepatan ekspansi itu bukan karena isi semesta (energi gelap), tetapi karena kontur medan realitas yang lebih besar, yang belum kita pahami? Seperti air yang tampak mengalir ke bawah bukan karena air itu punya dorongan, tapi karena permukaan tanahnya miring.

4. Mengabaikan Kompleksitas Dinamis

Model Lambda-CDM mengasumsikan homogenitas dan isotropi (semesta serba sama ke segala arah), dan bahwa energi gelap konstan dari masa lalu hingga kini. Padahal, pengamatan kosmik menunjukkan ketidakteraturan dalam struktur besar, dan ketidakpastian terhadap evolusi laju ekspansi di masa lalu dan masa depan. Kita mungkin sedang memaksakan simetri pada sesuatu yang sebenarnya asimetris.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun