Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Urgensi Memperluas Prinsip Ekuivalensi dalam Relativitas Umum

1 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 2 Agustus 2025   08:50 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Apakah ini murni fenomena internal semesta kita?

Apakah kita sedang didorong oleh realitas lain?

Apakah kita sedang berada dalam arus kosmik yang muncul karena tarik-menarik antar lapisan?

Secara lokal, semua hipotesis ini tak terbedakan---karena semua menghasilkan efek fisik yang identik.

Dan inilah mengapa Multilayer Multiverse menjadi konsep yang tak hanya menarik secara spekulatif, tetapi juga relevan secara ilmiah, karena membuka peluang untuk menjelaskan anomali kosmik tanpa harus memaksa keberadaan entitas misterius seperti energi gelap.

V. Paradigma Baru: Dari Tekanan Negatif ke Interaksi Tak Terlihat

A. Menafsirkan Ulang Energi Gelap: Gaya Eksternal dari Lapisan Lain

Selama lebih dari dua dekade, energi gelap telah menjadi cara termudah --- dan terkadang satu-satunya --- untuk menjelaskan percepatan ekspansi alam semesta. Kita menyebutnya sebagai "tekanan negatif": sesuatu yang tidak hanya mendorong, tetapi mempercepat ekspansi ruang itu sendiri.

Namun, tekanan negatif adalah konsep yang, secara fisik, masih sulit didefinisikan dengan jelas. Kita tidak pernah benar-benar melihat tekanan itu, apalagi memproduksinya di laboratorium. Kita hanya menyimpulkan keberadaannya karena alam semesta bergerak lebih cepat dari yang seharusnya.

Tapi bagaimana jika kita membalik cara berpikir kita?

Bagaimana jika percepatan ekspansi itu bukan disebabkan oleh tekanan misterius dari dalam, melainkan oleh gaya eksternal yang berasal dari lapisan realitas lain?

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun