Sejak pengamatan Edwin Hubble pada 1929 yang menunjukkan bahwa galaksi-galaksi saling menjauh satu sama lain, kita tahu bahwa semesta ini mengembang. Namun pada akhir 1990-an, dua tim astronom yang mempelajari supernova tipe Ia---standar lilin kosmik yang dapat diandalkan---mengungkapkan kenyataan yang lebih mengejutkan: pengembangan semesta tidak hanya berlangsung, tapi berlangsung semakin cepat. Semesta seakan-akan sedang melarikan diri dari dirinya sendiri.
Fenomena ini tak bisa dijelaskan hanya dengan gravitasi biasa. Menurut hukum-hukum Einstein dalam relativitas umum, gravitasi seharusnya memperlambat ekspansi. Jika semesta mengembang, maka gaya tarik gravitasi akan memperlambatnya secara bertahap, seperti batu yang dilempar ke atas akan melambat karena tarikan Bumi. Tapi hasil pengamatan menunjukkan hal sebaliknya: semesta justru seperti batu yang dilempar ke atas dan malah mempercepat lajunya ke angkasa.
Untuk menjawab teka-teki ini, para kosmolog memasukkan entitas misterius ke dalam model mereka: energi gelap (dark energy). Ia adalah bentuk energi yang memenuhi ruang kosong, bersifat repulsif (menolak), dan memiliki tekanan negatif. Konsep ini memang menyelamatkan persamaan, tapi bukan berarti ia memberi pemahaman. Kita belum tahu apa sebenarnya energi gelap itu, mengapa ia ada, atau bagaimana ia bekerja.
Banyak yang menganggap energi gelap sebagai tambalan matematis: ia membuat model berhasil cocok dengan data, tetapi tak menjawab "mengapa".
Maka kita bertanya ulang:
Apa sebenarnya yang membuat semesta ini terus mengembang, bahkan semakin cepat?
Apakah kita benar-benar memahami asal dari gerakan kosmik ini?
Ataukah, seperti orang di dalam kereta tanpa jendela, kita hanya menyaksikan efeknya tanpa bisa memastikan penyebabnya?
Dari sinilah gagasan radikal kita muncul: bagaimana jika gerakan ekspansi semesta bukan hanya karena gaya dari dalam sistem, tapi karena dorongan atau tarikan dari lapisan realitas lain yang tidak kasatmata?
 Untuk membuka kemungkinan itu, kita perlu mulai dengan mempertanyakan kembali fondasi relativitas: prinsip ekuivalensi. Tapi bukan hanya seperti yang Einstein pahami, melainkan dalam bentuk yang diperluas: menyatukan ketidakmampuan membedakan antara dorongan, tarikan, internal, eksternal---semua dalam satu bingkai keraguan fisika yang konstruktif.
B. Energi Gelap sebagai Penjelasan Sementara
Untuk menyelamatkan model kosmologi dari anomali ekspansi yang dipercepat, para ilmuwan memperkenalkan entitas baru dalam persamaan Einstein: energi gelap. Ini bukanlah energi yang kita kenal sehari-hari seperti panas, listrik, atau kinetik. Energi gelap tidak bisa dilihat, disentuh, atau dideteksi secara langsung. Kita hanya bisa menyimpulkan keberadaannya dari satu hal: dampaknya terhadap laju ekspansi alam semesta.