Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mudik Horor (Bab 6)

27 Juli 2021   17:11 Diperbarui: 27 Juli 2021   17:28 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Gimana, Nak?" Tanyaku pada si sulung penuh harap. Aku seolah sudah kehilangan akal mengatasi situasi.

"Ini bukan jalanan yang Ayah lewati tadi? Jika memang bukan, sepertinya kita memang masih terjebak." Si sulung kembali menganalisis.

"Bunda, ayo jalan lagi. Tapi pelan-pelan aja. Aku akan terus mengaji untuk membuka jalan. Ayah dan bunda juga ikut bantu, ya. Baca saja ayat apapun yang ayah dan bunda hafal."

Istri pun kembali melajukan mobil dengan kecepatan tiga puluh kilometer per jam. Sekarang si sulung yang memandu kami. Dengan jantung berdebar-debar kami terus berjalan. Aku lihat speedo meter. Bahan bakar tersisa setengah. Aku gumamkan doa dalam hati, "Ya Tuhan, tuntunlah kami."

Beberapa menit kemudian.

"Bun, hati-hati, di depan sepertinya ada penurunan yang agak curam."


Istri hanya mengangguk pelan. Dia turunkan kecepatan menjadi dua puluh kilometer per jam. Mobil meluncur perlahan melewati penurunan itu.

Sesampainya di ujung penurunan, tiba-tiba terdengar bunyi tubrukan cukup keras.

Mobil kami seperti menabrak sesuatu dan terhenti. Padahal tidak ada apa-apa di depan.

"Apa itu, Yah?"

"Entahlah, Bun. Padahal tidak ada apa-apa di depan, ya? Kenapa kita seperti menabrak sesuatu? Coba jalan lagi, Bun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun