Istri kembali menginjak gas. Tapi, aneh, mobil tidak bisa maju. Mobil kami seolah tidak mampu melewati jalan itu. Semakin dalam gas diinjak, hanya semakin memperkeras raungan mesin. Tapi tak mampu membuat mobil bergerak maju sesenti pun. Seolah ada tabir yang menghalangi.
Berulang-ulang dicoba, sama saja. Mobil tetap tidak bisa bergerak. Meski mesin menderu-deru, namun keempat roda tetap saja hanya berputar-putar di tempat. Hanya bagian ekor mobil yang bergerak melenceng ke kanan dan ke kiri. Sedangkan bagian depan mobil mentok, seolah ada yang menahan.
"Kenapa ini? Sepertinya Ayah harus turun. Melihat ada apa di depan. Jangan-jangan ada yang mengganjal," ujarku
"Jangan, Yah. Jangan turun. Bahaya."
Si sulung mencegahku yang sudah hendak menarik tuas pintu untuk ke luar.
"Itu tabir ghaib, Yah. Kan tadi kita sama-sama melihat, tidak ada apa-apa di depan. Percuma Ayah turun, tidak akan menemukan apa-apa.
"Trus, gimana, dong? Apa yang bisa kita lakukan? Atau ayah coba nelpon aja ya? Cari bantuan."
"Percuma, Yah. Pasti tidak ada sinyal."
Segera aku cek hp. Astaga, benar. Tidak ada sinyal sama sekali.
"Duh, gimana, nih? Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Istri terlihat panik.
"Ayah, Bunda, begini. Sepengetahuanku, manusia bisa terjebak di alam ghaib itu, biasanya karena ada hal-hal yang disukai oleh makhluk-makhluk ghaib dari manusia itu."