Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Siapakah kau?" Farliy membalas, tetapi tanpa berpikir panjang, Orin dan Rene mengeluarkan pedangnya.

"Perkenalkan, aku adalah Dewi Nemesis." Wanita itu menanggapi.

"Dewi Nemesis? Dewi pembalasan?" Rocco yang sering membaca buku mengenal Dewi itu.

"Ya, aku yang memastikan keseimbangan yang sama antara kebahagiaan dan kesedihan, serta nasib baik dan nasib buruk manusia. Pada malam itu aku mendapatkan kabar dari Peri, bahwa Kota kalian sudah melewati batas. Melakukan hal dengan seenaknya. Karena itu aku terbang dengan cepat menuju Kota kalian, dan memberikan Penyakit itu sebagai balasan apa yang kalian lakukan." Suara Nemesis sangat merdu, orang-orang itu tidak bisa melawannya. Kemudian Dewi itu melanjutkan,

"Tetapi saat mendengar percakapan kalian barusan, aku memikirkan untuk mencabut penyakit itu dari Kota kalian. Aku sudah menemukan manusia bijaksana dari Kota Malbork, dan rupanya masih ada orang baik yang tidak memikirkan kelompoknya sendiri." Dewi Nemesis membentangkan sayapnya, meninggalkan mereka semua.

Perjalanan ini membuat para petualang itu merenung saat mereka di atas awan untuk kembali ke Kotanya. Umat manusia hidup di Bumi ini untuk menjaga alam, di mana tumbuhan dan hewan-hewan juga tinggal, bukan untuk merusaknya dengan keserakahan.

Sekembalinya Farliy, Rocco, Rene, dan Orin di Kota, mereka disambut oleh kebahagian orang-orang, sudah tidak ada lagi penyakit. Parade dan Perayaan sudah disiapkan oleh pihak Kerajaan. Kuda-kuda menjadi normal kembali saat mereka tiba di jalan untuk menuju ke Istana, keempat Pahlawan itu mengeluarkan senyuman dan lambaian tangan kepada masyarakat yang berkumpul di trotoar. Kota dibuat riuh oleh sorakan dan sukacita. Raja menunggu mereka di balkon Istana dan memberikan kesempatan untuk mereka berempat mengeluarkan pidato.

"Terima kasih rakyat Malbork. Selama sepuluh bulan Kota ini dilanda oleh penyakit aneh, yang mudah menyebar dari orang satu ke orang lainnya. Hal ini sangat merepotkan orang-orang yang beraktivitas di luar, menyebabkan hal buruk terjadi pada Kota kita tercinta, namun akhirnya Penyakit ini hilang." Tepuk tangan dari masyarakat Malbork, Farliy melanjutkan,

"Selama perjalanan ini, kami mendapatkan banyak hal yang berharga. Bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya alam itu sendiri. Jauh dalam Hutan, kami melihat pepohonan yang rimbun tanpa adanya penebangan Hutan, Hewan-hewan hidup damai di sana. Banyak peristiwa yang tidak dapat dilihat dari mata manusia saja. Walaupun kita menderita, di luar sana mereka hidup bahagia." Masyarakat hanya terdiam sambil melihat kearah mereka. Farliy maneruskan,

"Kami bertemu seseorang yang menyadarkan kami atas kejadian yang terjadi di Kota ini, sesungguhnya kita lah yang menyebabkan penyakit itu sendiri. Kita sering sekali melupakan kebersihan dan menghormati alam, bagaimana polusi udara berlangsung, Sungai yang kotor, merusak alam. Seseorang itu menitipkan pesan pada kami, agar Kota ini bisa merubah peristiwa buruk kemarin menjadi hal baik. Mulai hari ini, kita semua harus hidup bersih, melupakan kerusakan alam. Tugas kami belum selesai, kami tidak akan lupa untuk mengingatkan kalian. Sekian hal yang ingin kami sampaikan, aku tidak bisa melakukan ini sendiri tanpa teman-temanku. Tolong beri mereka tepuk tangan juga." Warga melemparkan bunga mawar ke arah mereka, pujian keluar dari orang-orang itu, mereka semua bergembira.

Selang beberapa hari Raja mengeluarkan kebijakan baru, Prajurit Kerajaan mengawasi masyarakatnya langsung ke jalan, menghukum orang-orang yang berbuat seenaknya pada Kota. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun