Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minggu pagi hari, semua masih tertidur terkecuali Farliy yang sedang duduk di teras penginapan. Ia menikmati teh hangat sambil menghirup udara segar. Tidak ada yang perlu ditakuti di kawasan ini, bahkan penyakit itu tidak menimpa lagi, semua aktivitas berjalan normal. Lelaki berambut panjang memikirkan alasan kenapa perempuan itu tiba-tiba menurunkan penyakit yang tidak dikenal ke tempat mereka.

"Apakah masyarakat Malbork melakukan kesalahan?" Farliy melamun sejenak, dan ia teringat sesosok Peri Afina yang menolongnya.

"Afina... sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi di mana ya...? dan, aku juga tidak mengingat kejadian ditabrak oleh sekelompok babi hutan tadi." Ia membuka baju lantas memeriksa sekujur tubuh, tidak ada yang aneh, semua baik-baik saja. Rocco memberitahunya bahwa tangan ini potong, tapi Farliy bisa menggerakkannya dengan normal.

Kelinci putih itu bangun dari tidur lelapnya, ia melihat Farliy yang sedang melamun. Rocco setuju dengan Rene dan Orin, beban yang dimiliki Farliy sangat berat. Dia adalah satu-satunya harapan bagi orang-orang di Kota, entah apa yang terjadi jika tidak bisa membawa Bunga itu ke hadapan Raja.

"Kau sudah bangun, Farliy?"

"Rocco kelinciku! Ayo kita sarapan yang banyak hari ini, karena kita akan berangkat ke gunung Snezka!" sambil mengambil peta dan menunjukkan ke sahabatnya. Farliy tetap tersenyum meski tidak tahu apa yang akan dihadapinya nanti.

Setelah bersiap membereskan segalanya, mereka berdua pergi ke kamar teman-temannya, di lorong-lorong itu sebagian pekerja penginapan terlihat berlari dari arah berlawanan, entah apa yang dicari oleh orang-orang tersebut. Farliy dan Rocco melihat jendela, kuda-kuda mereka yang seharusnya ada tetapi tidak ada, lalu dari belakang teman-teman mereka memanggil.

"Farliy! Rocco! Kemari kita dalam masalah!" Orin dan Rene berlari menghampiri.

"Apa? Kenapa? Ada apa teman?" Farliy berbisik.

"Ketiga kuda kita, mereka hilang..." Rene menjawab dengan muka panik.

"Bagaimana bisa?!"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun