Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka berdua adalah dua sahabat yang tidak dapat dipisahkan. Farliy yang sedang sibuk pun langsung melihat kearah Rocco, temannya tahu bahwa kelinci itu sensitif akan perkataan orang lain, Lalu perlahan Farliy mendekati dirinya.

"Sudahlah kawan, jangan dimasukan ke hati, kau adalah yang terbaik dari yang terbaik. Ingatkah saat tiga tahun yang lalu aku menemukanmu di Hutan sendiri karena kehilangan ibumu? Itu takdir kita berdua. Aku memberikan ramuan berbicara ini, karena aku tahu kau tidak akan meninggalkanku." Lelaki itu menepuk pundak sahabatnya.

"Aku akan membuktikan pihak kerajaan bahwa aku sama pentingnya dengan dirimu, ajak aku ke pertemuan tersebut!" mereka berdua segera berganti baju dan memenuhi mulutnya dengan segumpal roti.

Di perjalan ruang pertemuan, semua pengawal yang berjaga tunduk kepada mereka berdua. Bukan tanpa sebab, Farliy dan Rocco pernah menyelamatkan Kota, saat naga yang mengamuk oleh bajak laut pencuri harta yang datang untuk mengambil telur emas ke Gua Malbork. Rocco berjalan dengan keempat kakinya dengan rendah hati.

Setibanya di ruang pertemuan, Raja menyambut mereka dengan baik. Ia mempersilahkan anggota yang hadir duduk dengan nyaman di kursi yang telah disediakan.

"Hei kalian berdua! Buatkan makanan dan minuman terbaik yang dimiliki Kerajaan untuk mereka semua." Raja berteriak pada para pelayan yang ada di sana.

"Baik Baginda." Kedua pelayan itu beranjak kearah dapur.

Bersamaan dengan orang lainnya, Farliy dan Rocco menarik kursi mereka dan duduk dengan manis. Mereka tetap menghargai Rajanya yang sudah berbuat banyak bagi masyarakat Malbork, walaupun perlakuan Raja kadang menyebalkan. Tak lama, Raja lalu mengetuk gelas kacanya dengan sendok.

"Perhatian kepada petinggi penting yang dipanggil untuk pertemuan hari ini. Aku mempunyai dua kabar gembira untuk  kalian semua." Raut wajah orang-orang itu lega setelah Raja mengeluarkan kabar baik bagi Kota ini.

"Yang pertama, aku mempunyai informasi atas orang yang bertanggung jawab oleh bencana yang dialami oleh kampung halaman kita. Seorang yang berjaga di menara sempat melakukan komunikasi dengan perempuan bersayap, ia yang menyebarkan penyakit aneh ini kepada kampung halaman kita." Orang-orang itu hendak mengeluarkan amarahnya, tetapi Raja masih melanjutkan,

"Yang kedua, cendekiawan kita memiliki informasi tentang obat penawar tersebut, jauh di dalam gunung tinggi terdapat sebuah bunga indah yang bisa menghilangkan penyakit ini." Raja belum menutup mulutnya,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun