Â
      Israqyah adalah aliran filsafat Islam yang kedua yang terdiri dari tokoh seperti Suhrawardi dan Ibn al-'Arab.
Â
- Tokoh-tokoh Israqyah
- Suhrawardi
Â
      Suhrawardi nama lengkapnya adalah Syihab  al-Din Yahya Ibn Habasy Ibn Amira', lahir di desa Suhraward, sebuah desa kecil dekat Zinjan di Timur Laut Iran, tahun 1153 M.
Â
- Filsafat Iluminasi Suhrawardi
Â
      Suharawardi Secara epistemologis, filsafat sufistis Suhrawardi memiliki teori yang mendalam mengenai soal jiwa, moral, pengetahuan, wujud, dan lain sebagainya yang sangat bernilai, baik ditinjau dari segi mistik maupun filsafat. Perhatian Suhrawardi dalam filsafat sufistisnya terutama pendekatan intuitif (zauq/wijdan). Suhrawardi dalam falsafat sufistisnya menggunakan istilah-istilah dan simbolsimbol yang berbeda dalam mengungkapkan pangalaman spiritualnya, namun memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk memperoleh hubungan langsung dengan Allah SWT. Inilah tipologi filsafat sufistis Suhrawardi yang dalam mengungkapkan ajaran-ajarannya menggunakan Bahasa simbolis-alegoris. Inti utama filsafat illuminasi Suhrawardia dalah sifat dan penyebaran Cahaya.
Â
      Cahaya menurutnya bersifat immaterial dan tak dapat didefinisikan. Cahaya seperti entitas yang paling terang di dunia ini, sehingga tidak membutuhkan definisi. Adapun mengenai gradasi essensi menurut Suhrawardi, apa yang disebut eksistensi hanyalah formulasi abstrak, yang diperoleh pikiran dari substansi ekstemal. Eksistensilah yang aksiden dan essensilah yang prinsipal. Reatitas yang sesungguhnya atau benar-benar ada hanyalah esensi-esensi yang tidak lain merupakanb bentuk-bentuk cahaya. Cahayacahaya ini adalah sesuatu yang nyata dengan dirinya sendiri karena ketiadaannya berarti kegelapan d\an tidak dikenali. Sebab itu ia tidak membutuhkan definisi. Sebagai realitas yang meliputi segala sesuatu cahaya menembus ke dalam. Bagi Suhrawardi wujud itu hanya dibagi menjadi 2 yaitu wujud kekayaan (ghina) dan wujud kemiskinan (faqr), wujud tersebut yang mengejewantah di luar sana terus menerus dan terdiri dari tangga-tangga yang berurutan. Berbeda dengan Ibn Sina yang membagi wujud menjadi tiga bagian, yaitu tidak mungkin, mungkin wujud dan wajib wujud, di sini Suhrawardi hanya membagi dua dalam filsafat iluminasinya.[
Â
- Ibn al-'Arab