Â
Abu Nasr Muhammad al-Farabi lahir di Wasij pada tahun 870 M/ 259 H. Kemudian ia juga pernah menjadi hakim di Farab, kemudian pergi ke Baghdad lalu belajar disana kepada Abu Bisr dan tinggal di sana selama 20 tahun. Kemudian ia pindah ke Aleppo dan mengikuti pertemuan dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan dan filsafat waktu itu.
Â
- Filsafat Emanasi
Â
Al-Farabi mencoba menjelaskan bagaimana yang satu bisa memunculkan yang banyak. Tuhan yang satu tidak berubah-ubah, jauh dari materi, dari sini muncullah pertanyaan bagimana Tuhan menciptakan semua yang banyak ini, bagi al-Farabi adalah dengan cara emanasi.[Â
Â
Filsafat emanasi dalam pemikiran al-Farabi dapat ditemukan di dalam karyanya bahkan al-Farabi menjelaskan tentang emanasi sebagai berikut.
Â
"Wujud pertama adalah sebab pertama bagi semua wujud yang lain. Ia terbebas dari segala jenis kekurangan. Sementara setiap sesuatu selainnya tidak bisa terbebas dari jenis kekurangan bisa juga lebih dari satu kekurangan. Wujud pertama terbebas dari segala kekurangan. Wujudnya adalah wujud yang paling utama dan wujud yang paling pertama. Tidak mungkin ada wujud yang lebih pertama dari pada wujudnya. Ia adalah wujud yang paling utama dan wujud yang paling tinggi drejat kesempurnaannya. Karena itu wujudnya dan subtansinya sama sekali tidak mungkin dirusak oleh ketiadaan. Ketiadaan adalah tiadanya wujud apa yang akan mewujud."
Bagi al-Farabi wujud ini tidak lah wujud yang menunggu wujud lain untuk dapat mewujud atau wujud ini bukan lah wujud potensial. Wujud ini senantiasa mewujud dengan subtansi-Nya dan zat-Nya tanpa butuh pada wujud yang lain. Sebagaimana al-Farabi menjelaskan.
Â