Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyusuri Kedalaman Spiritual Quotient dalam Perjalanan Hidup

24 Agustus 2025   20:22 Diperbarui: 24 Agustus 2025   20:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Empat Sampan di Sungai Jiwa: Ketika Jiwa Bertanya, Sungai Menjawab

Dalam hidup, kita sering berjalan dengan langkah yang sibuk, pikiran yang penuh, dan hati yang tak sempat bertanya. 

Kita mengejar tujuan, mengisi peran, dan memenuhi harapan, namun di sela-sela itu, ada suara halus yang memanggil: suara jiwa yang ingin dimengerti.

Spiritual Quotient (SQ), kecerdasan spiritual, bukan sekadar tentang agama atau keyakinan. Ia adalah kemampuan untuk membaca makna di balik peristiwa, untuk hadir dengan utuh, dan untuk hidup selaras dengan nilai terdalam. 

SQ tumbuh bukan dari teori, melainkan dari pengalaman yang dijalani dengan kesadaran.

Artikel sederhana ini mengajak Anda menyusuri sungai jiwa, bukan sebagai penonton, tapi sebagai penjelajah. Di sepanjang alirannya, ada empat sampan yang masing-masing membawa cara berbeda untuk memahami dan menghidupi spiritualitas: Kesunyian, Tujuan, Pengabdian, dan Pengetahuan.

Setiap sampan bukan sekadar simbol, melainkan cermin dari fase-fase batin yang kita alami. Mungkin Anda sedang berada di salah satunya. Mungkin Anda pernah melewatinya. Atau mungkin, Anda sedang bersiap untuk berpindah.

Mari kita mulai perjalanan ini dengan hati terbuka. Karena sungai jiwa tidak menuntut kita untuk tiba, ia hanya mengajak kita untuk hadir.

Dermaga Pertama: Sampan Kesunyian

Di suatu pagi yang hening, kabut menggantung di atas sungai yang membelah hutan kesadaran. Airnya mengalir perlahan, seolah menyimpan rahasia waktu. 

Di sepanjang tepian, empat dermaga berdiri diam, masing-masing menyimpan satu sampan. Tak ada suara selain desir angin dan gemericik air. Di sinilah perjalanan jiwa dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun