Aku mulai memaafkan saudara-saudaraku. Mungkin mereka juga sedang berjuang dengan cara mereka sendiri. Mereka juga kehilangan, mereka juga terluka. Aku memaafkan diriku sendiri, karena terlalu lama menganggap diri sebagai korban. Aku berhenti memedulikan cibiran orang lain. Kata-kata mereka tidak lagi bisa melukaiku, karena aku tahu siapa diriku sebenarnya.
Aku tidak lagi mengejar cita-cita yang sama, impian yang dulu kususun hanya karena aku merasa harus mengejar kesuksesan. Aku mencari "arah" baru yang lebih sesuai dengan diriku saat ini. Aku memulai langkah baru, bukan untuk membuktikan diri kepada orang lain, melainkan untuk diriku sendiri.
Aku memang masih merindukan Mamah dan Bapak. Rindu itu tak pernah sirna. Tapi kini, rindu itu tak lagi terasa hampa. Rindu itu adalah kompas baruku, yang menuntunku pada kekuatan dan kedamaian yang kutemukan di dalam diriku. Aku tahu, aku tidak sendirian. Mereka tidak pernah meninggalkanku. Mereka hanya mengubah cara mereka menemaniku---dari doa yang terucap, menjadi kekuatan yang hidup di dalam diriku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI