Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Perempuan (Bagian 7: Pengorbanan Cinta)

1 Maret 2020   12:44 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:45 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkejut dia mendengar suara yang belum pernah dikenalnya. Suara Husein atau Ichan sudah dikenalnya dengan baik walaupun kadang keduanya berusaha mengubah suara dengan berbagai cara. Tapi siapa lelaki yang menelponnya ini?

            "Aku Romy , Mbak.  Ingat kan?" begitu suara di seberang sana mencoba menggali memorinya karena Khalisa masih belum mengenalnya. Dicoba mengingatnya beberapa lama tapi  tak berhasil juga menemukan nama Romy. "Teman di FB Mbak.  Kita satu SMA,"  Romy mencoba menjelaskan         

            Pantas saja dia tak mengenal suaranya. Ini pertama kalinya Romy menelpon. Seingatnya setelah berkenalan di Facebook, mereka sempat melakukan obrolan lalu bertukar nomor HP tapi Khalisa lupa menyimpan nomor Romy sehingga tidak tertera di HP-nya ketika Romy menelpon.

            "O, iya ingat Romy. Bagaimana kabarmu?"

            "Aku di Bogor lho Mbak, sekarang.  Main  sama teman-teman. Mungkin tiga hari di sini. Bisa ketemu nggak Mbak?"

            Aduh, Khalisa  tak berminat bertemu brondong. Benar mereka alumni dari SMA yang sama di Yogya tapi usia Romy lima belas tahun di bawahnya. Mereka berteman di FB karena berada dalam  grup alumni SMA. Untuk apa Romy ingin bertemu dengannya? Apa untungnya bertemu perempuan seusianya? Bukankah banyak mojang geulis di daerah Pasundan ini?

            "Aku tinggalnya di desa lho, jauh dari kota Bogor," dalihnya.

            "Aku aja yang ke sana Mbak. Ini temanku bawa mobil kok. "

            "Aku cuma tahu rute angkotnya. Kalau naik mobil nggak tahu lewat mana," balasnya.

            "Kalau gitu kasih alamatnya nanti aku cari. Alamatnya  di-SMS ya Mbak!"

            Khalisa tersenyum sendiri. Mestinya Dini dan Rinta yang harus menanggapi Romy. Keduanya terbiasa menjalani blind date. Tapi apa bedanya Khalisa dengan mereka?  Hampir semua laki-laki yang kemudian dekat dengannya dikenal lewat internet juga.  Saat ini cara itu menjadi cara paling mudah untuk mendapatkan teman dan juga pasangan. Sudah banyak yang mendapat pacar lalu menikah  diawali dengan pertemanan di  jejaring sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun