Mohon tunggu...
Willem Nugroho
Willem Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang belajar menulis.

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarkan Sungai Bercerita #2: Bagian yang Terdahulu

11 Juli 2021   12:09 Diperbarui: 11 Juli 2021   12:22 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**

18 tahun kemudian....

Angin malam berhembus meniup dedauanan. Suara jangkrik terdengar menyapa. Abah sedang berada diluar rumah untuk memperbaiki  lampu temprong yang rusak.

" Apa kau sudah mengerti Tobari? Itu adalah permulaan" Tanya Emak sembari menepuk pundak anaknya.

"Iyaa, Mak aku sekarang mengerti." Jawab Tobari dengan seyum lebar

"Coba tolong kau ambilkan dua tokoh wayang yang tertancap didinding itu. Ujar Emak sambil menunjuk diding disudut kamar..

Tobari segera beranjak dan mengambil 2 tokoh wayang yang terbuat kayu tipis itu lalu. memeberikannya pada Emak

" Jadi waktu Abah, dan Emak menikah dulu, kami berjanji untuk saling memberikan replika wayang kulit. Abahmu memilih wayang yang menurut Abah sesuai dengan sifat baik Emak, dan begitu sebaliknya Emak memilih wayang yang menurut Emak sesuai dengan sifat baik  Abahmu. Abah memilih Wayang Shikhandi sedangkan Emak memilih Wayang Yudistira".

Tobari menganggukan kepala sembari terus memberikan perhatian pada cerita Emak.

" Tokoh wayang ini akan selalu mengingatkan Abah dan Emak untuk melihat setiap kelebihan, dan  saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Jika Abah dan Emak tidak rukun kami juga diingatkan tentang tujuan kami yaitu komitmen untuk saling mencintai. Cinta itu adalah restu Tuhan."

"Ohh iyaa berkaitan dengan nama belakangmu itu adalah gabungan dari kedua nama wayang ini.YUDISTSHIKHAN. Abah dan Emak ingin kau memiliki sifat yang baik dari kedua wayang ini." Tambah Emak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun