Untuk bapakÂ
Yang kini jiwanya telah bersemayam dalam damai,
di malam yang penuh takbir dan air mata ini,
aku menulis dengan suara hati,
bukan pena.
Malam takbiran datang lagi, Pak...
dan seperti tahun-tahun yang lalu,
aku masih di sini---menunggumu pulang,
meski kutahu, pintu itu tak akan terbuka seperti dulu.
Langit menggantung rembulan yang pucat,
angin malam membawa suara takbir yang lirih,