Bab 21: Membuka Pintu, Bukan Menjual Sistem
Setelah sistem otomasi berjalan stabil di perpustakaanku, kami sadar:
kami tidak boleh berhenti di sini.
Kesuksesan ini bukan untuk dibanggakan. Ini harus jadi pemantik.
Karena banyak perpustakaan lain yang masih berkutat dengan katalog manual, sirkulasi kertas, dan gudang data yang tak pernah disentuh.
Maka tim kami---aku, Agus, Firman, dan Adang---mengambil langkah baru.
Kami merancang sebuah acara:
seminar dan ekspose sistem otomasi perpustakaan.
Kami siapkan undangan. Kami kirim ke perpustakaan-perpustakaan kampus, sekolah, dan daerah.
Kami tak punya dana besar. Hanya niat yang bersih dan presentasi seadanya. Tapi kami yakin, hasil nyata lebih kuat dari kata-kata.
Hari itu datang.
Ruang aula dipenuhi pustakawan dari berbagai penjuru. Ada yang datang dari kota besar, ada yang dari pelosok.
Mereka duduk, menyimak, dan mulai terheran-heran.
"Ini sistem buatan siapa?"
"Dibangun pakai apa?"
"Servernya di mana?"
"Berapa biayanya?"
Kami jawab semua dengan tenang. Jelas. Jujur.
Dan akhirnya kami buka tawaran:
"Sistem ini bisa Anda gunakan secara gratis. Kami tidak jual lisensi. Kami hanya minta Anda menyumbang sesuai kemampuan untuk biaya pengembangan. Karena sistem ini harus terus diperbaiki, dan kami bukan lembaga bisnis. Kami hanya ingin melihat lebih banyak perpustakaan maju."
Sebagian langsung tertarik. Tapi sebagian besar masih ragu.