Sari mengalami pseudocyesis karena trauma masa lalu. Rasa takut dan tekanan dari masyarakat hanya memperburuk kondisinya.
Logis. Masuk akal.
Tapi ada sesuatu yang masih mengganggunya.
Selendang berdarah. Angin yang berbisik. Sesuatu yang Sari lihat di malam itu.
Mungkin itu hanya ilusi. Mungkin semua hanya ketakutan yang merasuki pikiran mereka.
Tapi mengapa, ketika ia menutup matanya, ia masih bisa merasakan ada sesuatu yang mengawasi dari balik pepohonan?
Dan mengapa, di kejauhan, suara lirih masih berbisik di antara dedaunan...
Seolah ada yang masih belum selesai.
Baca cerpen lain:
- Jalan Terakhir di Tapal Bumi
- Empat Wajah Agus
- Residu Bom Bali
- Rahasia di Balik Kabut
- Paranoia di Sungai Musi
- Azis dan BCL
- Waktu Maghrib di Kandeapi
- Bisikan di Lift Kosong
- Jerat Kawin Kontrak
- Delusi
- Luka dalam Cinta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI