Bayu terdiam.
Malam tadi, ia yakin semuanya sudah berakhir. Tapi kini, melihat mata Sari yang kosong, ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya.
Rahasia yang Terpendam
Beberapa jam kemudian, Rahayu datang.
Ia membawa teh hangat dan duduk di samping Sari.
"Bagaimana perasaanmu?" tanyanya pelan.
Sari tidak langsung menjawab. Matanya masih terlihat jauh, tetapi akhirnya ia menarik napas dalam-dalam. "Aku ingin percaya padamu, Rahayu. Aku ingin percaya bahwa semua ini hanya ilusi yang diciptakan pikiranku sendiri."
"Tidak apa-apa butuh waktu," kata Rahayu lembut.
Sari menatap secangkir teh di tangannya, lalu berkata, "Aku pernah kehilangan bayi."
Rahayu dan Bayu sama-sama menoleh.
Sari tersenyum pahit. "Bertahun-tahun lalu. Sebelum aku menikah dengan Bayu."