"Selendang itu bisa saja dibawa oleh anjing ini, atau hewan lain," jawab Rahayu. "Dan rasa sakit yang Sari alami? Itu bisa terjadi karena stres yang ekstrem. Tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh pikiran."
Keheningan menyelimuti mereka.
Warga mulai terlihat ragu-ragu. Beberapa mengangguk, menerima penjelasan. Yang lain masih terlihat takut, sulit melepaskan kepercayaan lama yang telah mereka anut bertahun-tahun.
Akhirnya, Bayu menarik napas dalam, lalu menatap Sari. "Yang penting sekarang, kau baik-baik saja," katanya lirih.
Sari menunduk, matanya berkaca-kaca.
Rahayu menepuk bahunya. "Kau butuh waktu. Tapi yang jelas, kau tidak sendirian."
Warga mulai kembali ke desa. Mbah Karsa berdiri diam sejenak, lalu pergi tanpa berkata apa-apa.
Rahayu memandang ke arah hutan yang kini terasa lebih sunyi.
Ia telah menjelaskan semuanya. Namun, satu hal masih mengganggunya.
Jika Sari memang mengalami kehamilan palsu... lalu apa yang sebenarnya ia lihat di kamarnya malam itu?
Rahayu menoleh ke arah hutan sekali lagi.