adalah rahim yang melahirkanku.
Kini aku mengerti,
jarak adalah cara luka menemukan jeda.
Meski semakin perih, ia mengajariku sabar.
Seperti hujan yang jatuh berulang kali
agar bumi kembali hidup.
Dan meski jarak membentangkan sunyi,
aku bersyukur mengenalmu.
Karenamu, aku tidak menyerah pada sore itu.
Karenamu, aku masih berani menyapa pagi.
Karenamu, aku bertahan sampai detik ini.