sebab aku meragu,
jika kubuka, engkau justru menjauh.
Maka kubiarkan ia mengendap,
menjadi nyeri yang kurawat dalam sunyi.
Ingatkah engkau,
ketika aku nyaris kehilangan arah,
saat suaraku dirampas tangan ibuku sendiri?
Dengan teduh kau berujar:
"tinggalkan saja, tak perlu peduli."
Ah, andai kau tahu,
yang harus kutinggalkan