Puisi mengenai perempuan yang tak pernah ada tempat damai di bumi untuk sekedar bersantai
*Merayakan cinta yang merekah(MERAH)FB, Someone#Kekasih, sajak ini aku tuliskan untukmu di saat senja hampir gelap, tetapi kau jangan cemas masih ada
Kekasih, Aku ibarat petasan yang kau nyalakan Kemudian kau tinggal pergi,Itulah aku yang rela hancur demi kebahagiaan mu
Semoga bermanfaat. Mau Di Bayar Berapa Begitu bahagianya kamu
Di antara halaman-halaman yang berjajar Terhampar dunia yang tak terbatas
Judul: "Serahkanlah"Serahkanlah segala kekhawatiranmu pada-Nya,Ia, yang pelindungmu, setia menjaga.
jagalah kelestarian lingkungan hidup disekitar kalian, karna sesungguhnya tempat ternyaman adalah kampung halaman kita
Puisi ini menceritakan seorang anak yang mengutarakan terima kasihnya kepada Ibunya serta mengutarakan bahwa ia sangat mencintai
untuk kamu yang selalu berlari tanpa henti takdir yang kau ukir blom tentu jadi milikmu, duduk lah sejenak nikmati apa yang telah tuhan beri
Ada rindu yang terlelap di isi kepala dan berdiam di lubuk hati
Kaki gunung malabar pernah bersama kita singgahi, atas permintaanmu.
Kenapa aku memikirkanmu Terlalu jauh 'tuk bersamaku Terbiasaku bersamamu
Dulu aku pernah meminta kepada Tuha Agar bertemu dengan wanita yang tulus,Dan akhirnya aku bertemu dia,Tapi aku lupa berdoa agar keluarganya
puisi 100hari mencari cinta sejati. Dalam perjalanan seratus hari yang penuh harap, aku berlayar melintasi lautan perasaan.
Tuan, siapa sebenarnya yang mengurut dada diantara kita?
Kembali ke alam, kembali pada fitrah, Di mana dunia masih utuh dan alami
aku berusaha berpikir baik bahwa apa yang ada dalam kertas lusuh ini adalah sesuatu yang baik
Setelah tiba di rumah Sembada segera ganti pakaian. Dengan baju yang sering ia kenakan sehari-hari ia segera pergi ke pakiwan.
Waktu adalah segalanya, jangan biarkan dunia mengambilnya darimu