Maaf ini bukan sekadar kata. Aku menulis demi kedamaian, harapan kecil untuk bertemu sejenak, agar cinta dan langkah kembali menemukan arah.
Hidup untuk tujuan katamuApakah tanda waktu berhentiDimulaiAku pikir begituSaat itu pula semua lenyapTanpa jejak tanda detak jarum Waktu terlamba
Kau yang dilahirkan bumi dirawat oleh sungai-sungai
dalam hal cinta kau dan aku dibebaskan tuk memilih mencintai
Tentang wanita di zaman ini yang harus memilih sikap
Ah andai saja cinta itu untukku Namun rasanya bukan
kau menelanjangiku di balik cemara tertidur di bawah pohon tak bersuara
Mereka harus bagaimanaKetika mereka meminta haknya, kau menuntut kewajiban merekaKetika kewajiban mereka penuhi, kebijakan malah tak berpihakMereka ha
Langit sore itu temaram, awan berarak pelan diiringi angin yang membawa kesejukan. Kamu menatap langit dengan tatapan yang dalam. Tubuhmu sudah renta,
Dan aku masih saja memilih sembunyi di balik segala rasa yang menyesak
Dari keping yang berserakan, aku belajar menyapa pagi karena bayangmu.
Refleksi tentang menulis. Menulislan maka akalmu sehat
Bahagia mana yang kau cari, bila Tuhan kau lupakan
Dalam perjalanan (bangsa) ini, apa yang hendak diulang dari sembilan puluh delapan?
Hari itu, bumi berguncang dengan dahsyat. Getarannya menembus tulang, menghantam hati, membuat segala yang kokoh runtuh dalam sekejap. Tidak ada satu
Bagaimana seorang Affan Kurniawan menjadi pemantik solidaritas
Dalam langkah tegapmu, kami belajar arti keteguhan,Dalam nasihat hangatmu, kami temukan arah dan tujuan.Engkau bukan sekedar pimpinan,Engkau adalah ba