Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Early Chilhood Enthusiast

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Transformation

30 Desember 2020   17:16 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest: Mixcloud

"tapi Grey, memangnya tidak ada cara yang lain apa. Begini ya, kalau semisal di masa depan memang benar-benar terjadi sebuah bencana alam besar sebagai akibat dari kerusakan alam di masa kini. Bagaimana kalau saat kita ke masa depan, kita justru datang saat bencana itu terjadi? Apa yang bisa kita lakukan? Bukankah itu terlalu berbahaya Grey?" 

Grey diam, dia mulai memikirkan perkataan Lody barusan. Apa yang dikatakan Lody memang benar. Grey tidak mau ikut mati dalam bencana besar itu. Tapi bukankah tujuan awal Grey menggunakan alat itu hanya untuk mengetahui bagaimana kondisi bumi di masa depan nanti.

"Tidak" ucap Grey sambil menatap lurus ke manik mata Lody. Albar tersenyum. Dia sudah menduga kalau Grey tidak akan menyerah semudah itu. Pasti Grey bisa meyakinkan Lody agar menyetujui cara ini. Lody menaiikkan sebelah alisnya.

"kenapa?"

"Grey tidak percaya itu akan terjadi. Karena menurut Grey selama Grey tidak mempercayai hal itu, maka hal itu tidak akan terjadi. Jadi gini kak, tujuan Grey hanya ingin mengetahui kondisi bumi kedepannya jika manusia terus merusak bumi. Apakah di masa depan nanti akan ada orang yang menghentikan mereka? Ataukah mereka malah semakin menjadi-jadi dalam merusak bumi? Grey hanya ingin tau. 

Kalau di masa depan nanti bumi semakin rusak, maka Grey akan memotret kondisi bumi di masa depan untuk dibandingkan dengan kondisi bumi di masa kini. Jika ada kemiripan maka kemungkinan besar seperti itulah kondisi bumi di masa depan nanti. Kalau di masa depan kondisi bumi makin rusak, maka kita bisa melakukan pencegahan dari sekarang. Sekaligus kita bisa membagikan foto bumi dimasa depan kepada publik. Agar setidaknya muncul sedikit kesadaran dalam diri mereka agar tidak terus menerus merusak bumi. 

Nah untuk meyakinkan publik kita harus bekerja sama dengan ilmuwan lainnya untuk mendukung percobaan ini. Selain bekerja sama dengan ilmuwan kita juga harus meminta izin dari pemerintah agar apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ada pihak yang dengan sigap akan menolong kita. 

Setelah percobaan ini berhasil kita bisa melakukan konferensi pers untuk mengumumkan hasil penelitian kita. Tentu saja atas izin pihak pemerintah. Dengan kerja sama antar para ilmuwan dan pihak pemerintah maka akan membuat masyarakat percaya akan berbagai kemungkinan buruk yang terjadi pada bumi di masa depan. 

Jika publik sudah percaya maka akan mudah untuk mengajak mereka berubah. Berubah dari yang membuang sampah sembarangan menjadi membuang sampah pada tempatnya. Berubah dari yang suka menebang pohon sembarangan menjadi suka mereboisasi lahan gundul. Berubah dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan kendaraan umum. 

Berubah dari yang suka menggunakan kantong plastik menjadi menggunakan tas kain. Berubah dari yang suka mengunakan bahan kimia menjadi mengunakan bahan dari alam. Berubah dari yang acuh tak acuh pada lingkungan menjadi yang paling peduli terhadap alam. Berubah dari yang merusak alam menjadi menyayangi alam. Aku hanya ingin 'mereka' para perusak alam dimanapun mereka berada. Berhenti merusak alam. 

Aku hanya inin mereka belajar mencintai alam. Karena bgaimanapun juga alam sudah memberi kita banyak. Banyak sekali. Semua yang dimiliki alam dibagikan pada kita. Namun dengan serakahnya kita selalu meminta lebih pada alam. Hingga alam tak punya apa-apa lagi untuk dibagikan. Dan kita dengan tidak tahu malunya marah pada alam. Merusaknya. Memperlakukannya dengan begitu kejam dan tak berperasaan. Melupakan semua kebaikan alam. Dan dengan begitu sabarnya alam tak pernah marah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun