"kau gila ya? Tentu saja aku tidak akan membiarkan Dr. Wilson menuggu. Itu sama saja aku mengecewakannya"
"hah? Hahaha, apasih kak? Kau terlalu berlebihan. Sudahlah, sekarang kak Lody pasti lagi lari-lari di lab kan? Ku tutup ya telponnya? Dah kak"
"oke dah Grey" Grey tertawa kecil. Kak Lody tadi terdengar seperti orang yang baru saja memenangkan lotre. Benar-benar heboh.
"cieee, habis telponan sama cogan langsung senyum-senyum sendiri" ucap Albar di depan pintu kamar Grey.
"ayah. Ngagetin aja."Â
"gimana? Bisa gak dia?"
"bisa. Kak Lody bilang 10 menit lagi dia sampai. Ayah tunggu sebentar aja. Palingan gak nyampe 10 menit kak Lody udah disini. Soalnya tadi kak Lody kayaknya terdengar antusias banget."
"oke. Bagus deh kalo gitu. Kamu siapin kue yang tadi gih, sama buatin ayah cappucino ya. Kalo Lody serah deh."
"oke yah. Tenang aja aku tau kok minuman kesukaan kak Lody." Ucap Grey sambil berlalu untuk menyiapkan cake dan minuman. Sedangkan Albar tersenyum melihat tingkah putrinya. Sepertinya putrinya ini menyukai ilmuwan muda itu.
Tidak sampai 10 menit suara bel rumah kediman Willson berbunyi, menandakan ada tamu yang datang. Grey berjalan membuka pintu dan dia disambut dengan wajah Lody yang ngos-ngosan.
"Astaga! Kak Lody."