Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Early Chilhood Enthusiast

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Transformation

30 Desember 2020   17:16 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest: Mixcloud

Dia tetap berusaha memberikan yang kita inginkan. Tapi jangan pernah remehkan alam. Karena alam bisa marah kapan saja. Dan sebelum alam marah. Sebisa mungkin kita mencegahnya. Sesegera munkin meminta maaf padanya. Kembali menyayangi dan mencintainya. Kembali melestarikannya. Maka alam akan memberikan segala yang dimilikinya tanpa kita minta." Ucap Grey dengan penuh perasaan. Semua itu adalah ungkapan hatinya tentang alam. Tanpa disadarinya ternyata dari tadi dia menangis. Segera diusapnya sisa air mata di pipinya. Lody dan Albar saling berpandangan. Lody mengangguk. Sebuah senyum terbit di bibir Albar.

"baiklah, mari kita lakukan." Seketika sebuah senyum manis terbit di bibir Grey. Dia bahagia. Akhirnya Lody mengerti juga. 

"oke. Sudah diputuskan. Ayah akan meminta izin pihak pemerintah, jika ayah yang meminta izin maka akan lebih mudah disetujui. Kak Lody coba cari 1 atau 2 ilmuwan lain yang kira-kira bisa membantu dan dapat dipercaya dalam penelitian ini. Sedangkan Grey akan menyiapkan rangkaian perjalanan dan barang-barang apa yang akan dibutuhkan. So, kita mulai dari sekarang." Ucap Grey bersemangat.

***

Hari ini 31 Desember 2019. Hari yang telah ditentukan oleh Grey, Lody, dan Albar sebagai hari dimana perjalanan luar biasa mereka akan dimulai. Hari ini Grey dan Lody akan melaukan perjalanan menakjubkan melaui portal waktu menuju masa depan, demi mengetahui kondisi bumi di masa depan nanti. Hari ini rumah kediaman Dr. Wilson sudah penuh didatangi para ilmuwan dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas berjalannya penelitian kali ini. Sebelumnya penelitan akan dilakukan di Laboratorium Pusat, namun Grey menolaknya. Dia ingin penelitian dilakukan di rumah.

Kini Grey dan Lody tengah bersiap untuk memasuki portal waktu, Albar dengan ditemani Callista Amara, ilmuwan muda yang direkrut oleh Lody, sedang mempersiapkan kamera-kamera khusus berukuran kecil yang siap dipasang pada pakaian khusus Grey dan Lody. Setelah memasang kamera, Albar mulai mengatur waktu pada Kalung Waktu. Grey dan Lody kini sudah siap dengan menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi kamera mini, alat komunikasi, dan senjata tajam berukuran kecil, sampai pistol dengan daya rusak yang luar biasa, seperti Desert Eagle ciptaan Israel dan Glock 20 yang ringan tapi mematikan. 

Callista siap dengan berbagai macam layar monitornya yang terhubung dengan kamera pada pakaian Grey dan Lody, juga headphone yang sentiasa terpasang dikepalanya. Para polisi gabungan TNI semakin memperketat keamanan disekitar rumah Wilson dan setiap ruang yang ada didalamnya. Para ilmuwan dan pegawai pemerintah sudah berkumpul di ruang kerja Albar. Albar mengatur waktu 10 tahun ke depan dan menekan tombol pada kalung. 

Cahaya kehijauan keluar dari tengah liontin kalung, perlahan-lahan terbentuk sebuah portal berwarna putih. Grey, Lody, Albar, Callista saling berpandangan lalu menganguk. Grey menggenggam erat tangan Lody. Mereka berjalan menuju portal dan mulai memasukinya perlahan-lahan. Grey dan Lody menutup mata karena cahaya menyilaukan. Perlahan cahaya putih itu menghilang dan digantikan dengan pemandangan mengejutkan di depan mereka. Semua orang yang berada di ruangan terkejut dengan gambar yang ada pada monitor Callista. Pemandangan yang bisa dibilang cukup mengerikan. Tanah kering membentang luas di depan Grey dan Lody. Suhu udara yang sangat panas. Terlihat pohon-pohon mati. Bangkai-bangkai hewan yang hanya tersisa tulang belulangnya saja. Sunguh pemandangan yang mengerikan. 

Jadi begini kondisi bumi 10 tahun kedepan. Padahal mereka datang ke tempat dimana kediaman Wilson berada. Semuanya musnah. Tak ada bangunan. Taka ada tanda-tanda kehidupan. Kemana perginya para manusia? Grey berjalan, dia menatap sekelilingnya. Mengerikan. Hanya itu kata yang menggambarkan kondisi bumi saat ini. Satu hal mengganggu pikiran Grey. Kemana hilangnya air di bumi ini? Bukankah kodisi bumi seharusnya di penuhi air sebagai akibat dari Global Warming? Sementara Grey sibuk mengamati sekitarnya, Lody menyiapkan sebuah Drone yang akan digunakan untuk melihat kondisi bumi dari atas. Lody mulai menjalankan dronenya. 

Grey dengan cepat mendekati Lody dan melihat layar monitor yang terhubung pada drone tersebut. Lagi-lagi Grey dan Lody dibuat terkejut. Pemandangan gurun luas terpampang jelas pada monitor, semakin jauh drone itu bergerak semakin luas juga pemandangan gurun yang tertangkap kamera. Namun, sesuatu terlihat bergerak cepat meuju arah drone. Angin berhembus kencang mengakibatkan drone sedikit oleng. Grey menyadarinya, itu badai. Badai pasir yang sangat besar. 

Lody buru-buru menggerakkan drone untuk kembali dan menjauhi badai. Sedangkan Grey segera mengunpulkan sample-sample benda yang ada disana. Mulai dari pasir, tulang hewan, dan potongan ranting pohon. Segera setelah drone kembali, mereka segera kembali menuju portal karena badai bergerak sangat cepat. Mereka berlari sekencang-kencangnya. Albar dan Callista mulai panik karena kecepatan badai tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun