Dika mendengus. "Kak Ima tak melihat kejadian aneh tadi siang sih!"
Â
"Kejadian apa? Tadi siang aku sibuk membuat buras oncom dan tahu isi bersama Ibu."
Â
"Bu Pia men-smack down anak kucing berbulu oranye. Kasihan anak kucing tersebut! Tubuhnya dilipat-lipat seperti origami."
Â
"Mati tidak? Mengapa tidak kau halangi perbuatannya?"
Â
"Anak kucingnya hidup. Tapi, lehernya diikat di bawah pohon mangga. Aku tak berani berhadapan dengan Bu Pia. Bulu kudukku langsung merinding," kata Dika sembari bergidik. "Kakak sendiri berani tidak berbicara dengan Bu Pia."
Â
Aku menggelengkan kepala. "Jika berani pun, aku bingung cara berkomunikasi dengannya. Ia tunawicara. Bukankah penderita tunawicara juga mengalami gangguan pendengaran?"