"Tak biasanya pesonamu gagal. Kau kan digilai Emak-emak," ejekku.
Â
Dika mengangkat bahu. Ia menyibak rambut ikalnya dengan gaya flamboyan. "Entahlah. Mungkin Bu Marni terlampau pelit. Ia juga pernah berkata jangan berutang pagi buta. Belum ada penglaris (produknya belum laku terjual). Ia tak peduli cacing-cacing di perutku yang demonstrasi. Padahal aku selalu membayar utang-utangku."
Â
Aku menyeringai. "Makanya, jangan berutang terus! Sudah ada makanan di rumah, tetap saja kau ingin jajan."
Â
Tiba-tiba suara cekikikan kembali terdengar. Semakin lama suara cekikikannya semakin panjang.
Â
HIHIHIHIHI!!!
HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!!!
Â