Disclaimer: Aku tak bermaksud menyinggung tunawicara dalam novel horor ini. Malah kagum dengan hasil pertaniannya yang rapi seperti singkong, daun pandan, dll. Kasihan hanya hidup sendiri. Ada sih keluarga besarnya, tapi rumah mereka agak jauh.
Tokoh Bu Pia ini terinspirasi dari tetangga sebelah yang hidup sendiri bersama 1 ekor anak kucingnya di lereng Gunung Salak. Ia pandai membuat rengginang, dll.
Yang jadi masalah itu, ia sering cekikikan persis Kunti lewat tengah malam o.o
Mana suka bengong sendiri lihat rumpun bambu di halaman belakang rumahnya.
Gimana nggak creepy.
Aku bilang ke Bu RT, apa si tetangga ini, sebutlah Si A, kerasukan roh halus, ya? Soalnya bunyi barangnya gedombrengan dan cekikikan itu hampir tiap malam. Cekikikannya luar biasa keras o.o Bayangin saja deburan sungai ditambah cekikikan keras, jeritan, dan bunyi barang dibanting-banting.
Setelah itu, para tetangga, terutama para bocil dan ojek pengkolan malah iseng jailin dia o.o
Selama ini para tetangga menyangka ada kunti mangkal di sekitar rumah gadai. Padahal suara Si A.
Jadi, si A digodain karena baru ketahuan. Maafkan aku yang mengungkap rahasia suara kunti O.O
Memang seminggu pertama tinggal di rumah gadai. Hampir praktis warga setempat takut lewat depan rumah gadai  walaupun siang hari. Setelah tahu ada yang tinggal di rumah gadai, mereka baru berani lewat.
Mungkin para tetangga merasa bernapas lega bahwa suara kunti misterius itu suara Si A.