Tekanan fiskal meningkat signifikan, tercermin dari melonjaknya belanja subsidi (Rp535,2 triliun hingga Maret 2025) dan penambahan utang pemerintah sebesar Rp511,3 triliun dalam waktu singkat.Â
Defisit APBN diperkirakan melebihi Rp600 triliun, sementara jatuh tempo utang tahun 2025 sekitar Rp800 triliun, menandakan beban fiskal yang berat.
3. Penurunan Kinerja Perpajakan dan Pendapatan Negara
Kinerja perpajakan mengalami penurunan tajam (27,8% YoY hingga Maret 2025), dipicu oleh masalah implementasi sistem Coretax, turunnya aktivitas usaha, dan melemahnya sektor komoditas.Â
Hal ini berdampak pada kemampuan negara membiayai program prioritas.
4. Tingginya Pengangguran dan Maraknya PHK
Angka pengangguran tetap tinggi (sekitar 5,2%) dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, terutama industri tekstil dan pakaian jadi.Â
Fenomena ini diperparah oleh dampak perang dagang global dan penetrasi kecerdasan buatan (AI) yang mengancam lapangan kerja konvensional.
5. Tingginya Kemiskinan dan Ketimpangan
Tingkat kemiskinan masih berada di kisaran 9,03% (sekitar 25 juta orang), dengan lebih dari 96 juta penduduk menjadi penerima bantuan iuran BPJS.Â
Pemerataan ekonomi dan penguatan daya beli menjadi tantangan mendesak, mengingat konsumsi rumah tangga menopang lebih dari 60% PDB.