Publik Indonesia menanti langkah konkret pemerintah. Akankah revisi UU TNI benar-benar dicabut, atau justru menjadi pemicu konflik politik lebih besar
Panggung politik Indonesia menyaksikan sebuah momen yang dapat digambarkan sebagai "singularitas politik" pada hari Senin, 8 September 2025. Dua
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming kembali blusukan meninjau Sistem Keamanan Lingkungan (siskamling) di Pos Ronda RW 04, Kelurahan Kembangan Utara,
Negara berpihak pada Gibran, bukan rakyat. Legal standing, keadilan prosedural, dan independensi hakim diuji nyata di mata publik.
Menanggapi gejolak ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berjanji akan membentuk Satuan Tugas Pencegahan Pemutusan Hubunga
Zaskia Adya Mecca digeruduk netizen usai sindir ojol bertemu Gibran, klarifikasi bantah hina profesi, isu jadi pro-kontra publik di media sosial.
Ekonomi rakyat seolah rumit, padahal sebagaimana diungkap para ahli, UMKM bisa menjadi solusi yang menakjubkan. Benarkah begitu?
Presence menuntut keberanian melepas ego jabatan dan melihat diri sebagai manusia biasa yang sementara memegang peran.
Gibran wapres digugat perdata
Indonesia hari ini jelas sedang tidak baik-baik saja. Rakyat marah, kerusuhan terjadi di beberapa kota. Pemicunya bermula dari jogetan para tuan dan p
Dimana Gibran saat Prabowo melakukan siaran press dengan para petinggi partai politik? Apa perannya?
Maka, daripada mengirbankan kepentingan rakyat banyak yang tertunta karena aksi-aksi tanpa diorganisir dengan rapi
Kalau kita mau jujur, penjarahan hanyalah cermin. Cermin yang memperlihatkan wajah kita sendiri.
Gibran mengunjungi korban demontrasi. Apa maknanya?
Dengan adanya polemik ini, masyarakat berharap agar para pengambil kebijakan lebih cermat dan sensitif dalam menyusun gagasan. Aspirasi publik seharus
Wapres Gibran merespons usul gerbong rokok DPR dengan menekankan skala prioritas: utamakan fasilitas bagi ibu hamil, lansia, dan kaum difabel dahulu.
Judul Artikelku ini: Wapres Gibran Joko Sembung Naik Ojek, Ga Nyambung Jek, Judul ini jelas “ngguyoke” sekaligus bikin jengkel para buzzernya Gibran.
Pakaian adat di HUT ke-80 RI jadi simbol persatuan, refleksi budaya, dan tantangan pelestarian warisan Nusantara.
Gibran memanfaatkan momentum ini untuk meredam isu pemakzulan, membangun citra positif, dan memperkuat posisinya di mata publik serta di kalangan elit
Isu ijazah palsu yang terus dihembuskan sebagian pihak seakan menjadi badai yang tak pernah reda di sekitar Presiden Jokowi. Namun, alih-alih meruntuh