Saat dia berbaring di sana, terjepit di bawah teralis, Lena merasakan lonjakan kepanikan. Apakah ini akhirnya? Apakah dia akan mati di sini, sendirian di taman penyesalannya?
Tapi kemudian, sesuatu yang tak terduga terjadi. Saat dia berjuang untuk bernapas, dia mencium aroma manis bunga lilac. Meskipun ada badai, meskipun ada kekacauan, bunga lilac itu masih mekar, aromanya memenuhi udara dengan pengingat lembut akan cinta dan harapan.
Pada saat itu, Lena menyadari sesuatu yang mendalam. Kenangan Emily bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari. Itu adalah bagian dari dirinya, bagian dari siapa dirinya. Dan meskipun rasa sakit karena kehilangan mereka akan selalu ada, itu tidak harus mendefinisikannya.
Dengan tekad yang baru, Lena mendorong teralis dari dirinya dan berdiri. Dia dengan hati-hati mengangkat semak lilac, akarnya terekspos dan rentan, dan membawanya masuk.
Malam itu, saat badai masih berkecamuk, Lena menanam kembali lilac di pot besar, menempatkannya di tempat paling cerah di ruang tamunya. Dia menyiramnya dengan lembut, membisikkan kata-kata penyemangat.
Keesokan paginya, badai telah berlalu, dan matahari bersinar terang. Lena pergi ke tamannya, mengamati kerusakan. Banyak tanamannya rusak atau tercabut, tapi taman itu selamat.
Dan saat dia melihat sekeliling, dia melihat sesuatu yang lain—tunas-tunas baru bermunculan dari tanah, mendorong jalannya menembus tanah. Harapan, menantang embun beku, bermekaran kembali.
Lena tersenyum, merasakan kedamaian yang sudah lama tidak dia rasakan. Dia tahu bahwa taman penyesalan akan selalu menjadi bagian dari dirinya, tapi itu tidak harus menjadi tempat kesedihan. Itu juga bisa menjadi tempat pertumbuhan, tempat ketahanan, tempat di mana dia bisa mengubah rasa sakit hatinya menjadi sesuatu yang indah.
Dia mulai merawat tamannya dengan tujuan yang baru, dengan hati-hati memangkas tanaman yang rusak dan menanam benih baru. Dia bahkan menghubungi David, mengundangnya untuk membantunya.
Bersama-sama, mereka bekerja berdampingan, berbagi cerita dan tawa. Lena mendapati dirinya tertarik pada kebaikan David dan dukungannya yang tak tergoyahkan. Dia menyadari bahwa dia siap untuk membuka hatinya lagi, untuk mengambil risiko dalam cinta.
Saat musim berganti, taman Lena berkembang. Mawar bermekaran, duri mereka masih ada, tapi keindahannya tak terbantahkan. Bunga-bunga daisy menari-nari di angin sepoi-sepoi, wajah cerah mereka memancarkan kegembiraan. Bunga lilac memenuhi udara dengan aromanya yang manis, pengingat akan kelembutan cinta.