Di samping itu ada hal yang merugikan bagi Reina. Sejak masuk kelas 1 SMA dan duduk di bangku paling belakang, Reina baru merasakan bahwa pandangannya tidak jelas alias sedikit kabur.
Akibatnya ia sering berpindah tempat duduk di depan jika ada pelajaran yang mengharuskan mencacat dari papan tulis. Dan pastinya meminta keluasan hati temannya untuk pindah ke bangku paling belakang.
Untungnya setiap kali Reina meminta, pasti ada saja yang dengan lapang dada memberikan tumpangan bangkunya untuk diduduki Reina. Imbalan pun mereka tidak meminta. Karena mereka mendapat bonus tersendiri, yaitu bisa ngerumpi, ngemil snack, dan kegiatan terlarang lainnya tanpa ketahuan oleh guru. Hihihi
***
Siang itu, setelah jam istirahat usai. Semua siswa kelasnya Reina sudah masuk di dalam kelas. Namun, guru yang mengajar tak kunjung masuk kelas. Akhirnya mereka santai di kelas sambil harap-harap cemas semoga gurunya tidak masuk alias jamkos.
Hari yang sangat terik, membuat mereka enggan untuk keluar kelas. Jadi, mereka hanya di dalam kelas dengan kesibukan masing-masing, ada yang ngerumpi di pojok belakang kelas, ada yang membuat konferensi meja bundar yang ketika obrolan makin asik maka kakinya mirip orang di tongkrongan, ada yang ngecengin temen sekelas, maklum masih awal-awal kenal. Sikap jaimnya masih melekat. Jadi, masih kelihatan deh manisnya.
20 menit berlalu. Tiba-tiba guru kimia yang tergolong guru muda masuk ke kelas Reina. Semua siswa sontak berlarian ke bangku masing-masing dan membenarkan sikap duduk mereka.
Reina cs yang berkumpul di bangku belakang pun langsung membereskan kursi ke tempat semula.
Reina : "Wah kabar buruk nih" feeling Reina.
Silvi : "Ehm. Sudah pasti, Re. Jangan lupa goyang Shopee-nya" tambah Silvi mendukung argumen Reina.
Guru kimia tersebut membuka selembar kertas yang dibawanya dari kantor. Sedangkan matanya sibuk mencari spidol yang biasanya tergeletak di meja guru. Dan mulai menuliskan yang telah tertulis di kertas HVS-nya.