***
Paginya Dina dan Rika berangkat lebih awal dari temannya yang lain. Tepat 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat bangku yang kemarin sudah di booking malah sudah ditempati oleh teman kelas mereka. Dan tinggal 3 bangku di paling belakang yang masih kosong.
Tak lama kemudian Ghea, Citra, dan Silvi masuk kelas. mereka juga sama terkejutnya seperti Rika dan Dina. Mereka berjalan menuju bangku paling belakang dengan wajah melongo melihat teman-teman mereka yang duduk di bangku incaran mereka.
3 menit sebelum bel berbunyi. Reina dengan santainya baru menginjakkan kaki di tengah pintu kelas. Air mukanya menunjukkan kebingungan dan seribu pertanyaan terlihat dari sorot matanya. Sampai di tempat duduknya pun ia masih kebingungan.
Reina : "Kenapa bisa kacau gini, Sil?"
Silvi : "Jadi, gini Re...."
Silvi yang duduk di samping Reina menjelaskan bahwa meja yang mereka tempeli dengan kardus sudah berpindah paling belakang. Bukan hanya itu, meja yang di booking Silvi dan Reina justru raib. Kemungkinan pindah ke kelas sebelah.
Reina sangat kecewa mendengar itu. Dan ia menyesal berangkat siang.
Namun, bagaimana pun mereka tidak bisa protes. Mungkin saja bangku yang mereka booking telah dipindahkan oleh pegawai sekolah.
***
Dua bulan berlalu. Reina cs menerima dengan lapang dada menghuni deretan bangku paling belakang. Toh mereka bisa bebas ngobrol kalau lagi ada pelajaran atau guru yang menyebalkan. Tanpa ketahuan. Pokoknya paling aman deh.