Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijau yang Menyusui Harapan

11 Oktober 2025   06:48 Diperbarui: 11 Oktober 2025   06:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, ada juga yang salah paham.
Ada yang percaya katuk bisa menyembuhkan semua penyakit, bahkan ada yang memakainya berlebihan tanpa tahu dosis.

"Kalau begitu, aku harus memastikan datanya benar," gumam Nanda dalam hati.

4. Eksperimen di Rumah Panggung
Malam itu, di kamar yang diterangi lampu minyak kecil, Nanda mengatur peralatan sederhananya: mikroskop portabel, alat ukur pH, serta larutan pelarut alami dari etanol. Ia menyiapkan ekstrak daun katuk dengan teknik sederhana: pengeringan, penumbukan, dan perendaman.

Ibunya hanya memandang dari pintu.

"Kamu ini seperti ilmuwan sungguhan, Nak," kata Bu Rini.

"Ilmuwan kampung dulu, Bu. Tapi siapa tahu bisa jadi peneliti sungguhan," jawab Nanda tersenyum.

Setelah seminggu, ia berhasil mendapatkan data kandungan kimia utama daun katuk: klorofil tinggi, protein nabati, dan beberapa senyawa aktif seperti papaverine dan karoten. Ia kemudian membandingkan hasil itu dengan data literatur yang ia baca dari internet.

"Hasilnya cocok," bisiknya kagum. "Tapi kadar nutrisi daun katuk di tanah desa kita ternyata lebih tinggi."

Ia belum tahu bahwa temuan kecil itu akan mengubah hidup banyak orang di desanya.

5. Kabar dari Rumah Sakit
Beberapa hari kemudian, adik Nanda, Nuri, pulang dari rumah sakit setelah melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya masih lemah, ASI-nya belum lancar.

"Mas, kata bidan aku kurang ASI. Mungkin karena stres," keluhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun