Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #097] Percakapan di Kebun Nenas

11 Agustus 2022   05:36 Diperbarui: 11 Agustus 2022   06:35 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh eFTe (Foto: kompas.com/dok. istimewa) 

"Bolehlah. Ayo."  Poltak setuju bukan karena rayuan ataupun rengekan Berta.  Memang sudah maunya Poltak begitu.  Tapi dia suka juga dirayu dan direngeki Berta.

Keduanya jalan beriring ke kebun nenas di belakang rumah. Poltak berjalan di depan.

"Ini kebun nenas kita." Poltak menunjuk ke sebidang kebun nenas.

Kebun itu berada di lereng bukit. Berbatasan dengan areal persawahan. Dari kebun itu tampak jelas hamparan perswahan di selatan kampung Panatapan.

"Ayo, kita cari dulu sebuah untuk dimakan di sini," ajak Poltak. "Hati-hati daunnya berduri. Ujung daunnya tajam. Kau bisa tertusuk."

"Ayo. Aku mau nenas yang manis, Poltak." 

"Olo, boru ni rajaku."

Berta menguntit langkah Poltak, menghindari tusukan duri dan ujung daun nenas. Perih kalau sampai tertusuk.

"Poltak, apa tandanya buah nenas manis?"

"Ah, gampang itu.  Matanya besar macam matamu itu."

"Hah!" Kepalan kanan Berta menghajar bahu kiri Poltak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun