Waktu makan tidak hanya berfungsi sebagai saat untuk mengisi perut, tetapi juga sebagai momen untuk membangun hubungan antara anggota keluarga. Manfaatkan waktu makan untuk saling berbagi cerita tentang kegiatan hari itu, mengungkapkan rasa syukur, atau sekadar bercanda bersama. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai dan terlibat dalam interaksi keluarga, yang secara tidak langsung meningkatkan minat mereka untuk makan. Cobalah untuk menghindari penggunaan gadget atau menonton televisi saat makan, karena hal tersebut bisa mengalihkan perhatian anak dari interaksi langsung dan mengurangi kesempatan untuk mengajarkan nilai kebersamaan.
Meminimalisir Tekanan Saat Makan
Salah satu penyebab utama anak susah makan adalah adanya tekanan dari orang tua agar mereka harus makan dengan jumlah tertentu atau menyelesaikan piring mereka. Tekanan semacam itu justru dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan minat untuk makan. Sebaliknya, cobalah untuk memberikan kebebasan pada anak untuk memilih seberapa banyak mereka ingin makan. Orang tua bisa memberikan porsi kecil terlebih dahulu dan menyajikan makanan tambahan jika anak masih merasa lapar. Dengan demikian, anak akan belajar mendengarkan tubuhnya sendiri dan mengembangkan kebiasaan makan yang sehat tanpa rasa terpaksa.
Membangun Rutinitas Makan
Membangun rutinitas yang konsisten juga dapat membantu anak merasa lebih nyaman saat waktu makan tiba. Jika anak tahu bahwa setiap hari ada waktu khusus untuk makan bersama keluarga, mereka akan terbiasa dengan pola tersebut dan cenderung lebih kooperatif. Konsistensi dalam waktu makan juga membantu mengatur sistem pencernaan dan metabolisme anak, sehingga mereka lebih siap untuk menerima asupan makanan yang diberikan.
Dengan menerapkan semua langkah di atas, suasana makan di rumah akan berubah menjadi momen yang menyenangkan dan penuh kehangatan. Anak tidak lagi melihat waktu makan sebagai kewajiban yang membosankan, melainkan sebagai waktu berkualitas yang bisa dinikmati bersama keluarga. Trik ini menjadi fondasi yang penting untuk menerapkan trik-trik lainnya, karena tanpa suasana yang mendukung, sulit bagi anak untuk terbuka terhadap perubahan.
Trik 2: Libatkan Anak dalam Proses Memasak
Salah satu cara efektif untuk mengatasi anak susah makan adalah dengan melibatkan mereka langsung dalam proses memasak. Ketika anak diajak untuk ikut serta dalam menyiapkan makanan, mereka tidak hanya belajar keterampilan baru, tetapi juga mendapatkan rasa bangga karena bisa berkontribusi dalam kegiatan keluarga.
Manfaat Edukatif dari Memasak
Melibatkan anak dalam memasak memiliki banyak manfaat edukatif. Anak dapat belajar mengenai berbagai jenis bahan makanan, asal-usulnya, serta manfaat nutrisi yang terkandung di dalamnya. Proses ini juga mengajarkan anak mengenai pentingnya kebersihan, keteraturan, dan kerjasama. Dengan begitu, mereka tidak hanya belajar tentang makanan secara teoritis, tetapi juga langsung merasakan pengalaman nyata dalam mempersiapkannya.
Meningkatkan Ketertarikan terhadap Makanan