Hitler berbalik, masuk ke kamar sambil mengumpat.
Marti tidak bicara sepatah kata pun. Ia kembali ke kursi rotannya, iPhone 16-nya masih di tangan, tapi tak disentuh. TikTok pagi ini gagal menghibur.
David hanya mengangkat bahu, lalu pamit ke kantor. Ia tidak pernah ikut campur. Baginya, selama tidak mengganggu privasi dan makanannya tetap tersedia, semua baik-baik saja.
Marniwati? Duduk di meja makan sambil memoles alisnya. "Drama pagi-pagi, pusing deh," gumamnya sambil membuka kamera depan.
Pukul 08.00 -- Diam yang Menggantung
Setelah semua pergi, Dariawati duduk di dapur. Bayinya tertidur untuk pertama kalinya dengan tenang. Mungkin karena pagi itu, udara sedikit bersih.
Nullok duduk di sampingnya. Mereka tidak bicara. Tapi genggaman tangan mereka bicara banyak.
Untuk pertama kalinya, rumah itu... terasa sedikit berpihak pada mereka.
Pukul 05.45 -- Pagi yang Berbusa
Udara pagi seharusnya membawa harapan. Tapi bagi Dariawati, pagi hanyalah pengingat bahwa pekerjaan belum selesai sejak kemarin. Setelah drama rokok dan ledakan emosi semalam, Marti bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Ia bangun pagi dengan senyum lebar, mengenakan daster kuning bermotif jambu dan langsung membuka aplikasi TikTok.