"Apa lagi sih, Yah?"
"ROKOK GUE HILANG! SL0P EMPAT HILANG! KAMU SEMUA NYURUH AKU MATI CEPET, YA?!"
Dua
Semua diam.
Lalu, mata Hitler mengarah pada Dariawati yang baru keluar dari kamar, menggendong bayinya.
"Kamu! KAMU! Selalu kamu yang sok bersih! Kamu ngambil rokok gue ya?! Dasar perempuan kurang ajar!"
Marti membela ayahnya, "Kalau memang kamu ngambil, bilang aja! Jangan sok suci, Daria!"
Dariawati berdiri tegak. Tubuhnya lemah, tapi hatinya membara.
"Ya, saya yang ngambil. Dan saya kubur. Karena anak saya batuk gak berhenti. Karena anak saya sesak. Karena anak saya butuh oksigen, bukan omelan dan asap!"
Suasana membeku.
Hitler melangkah maju, tangan kanannya mengangkat sandal jepit.