Nullok mematikan siaran langsung Marti. Penonton hanya sempat melihat sekilas "drama dapur" pagi itu. Tapi cukup untuk membuat notifikasi penuh dengan komentar:
  "Kok ibunya gitu banget, ya?"
  "Salatnya rajin, tapi kata-katanya kayak neraka."
  "Respect buat anaknya yang seperti robot itu. Sabar banget."
Marti kesal. Ia buka lemari, mengambil mukena, lalu berkata pelan:
"Aku akan laporkan ini ke David. Kalian akan keluar dari rumah ini. Tunggu saja."
Pukul 07.15 -- Surat Undangan & Rencana Rahasia
Di tengah kepanikan itu, datanglah surat undangan pengajian dari RW. Marti yang merasa terhina ingin tampil lebih "suci" dari biasanya.
Ia merapikan diri, mengenakan gamis syari lengkap, lalu berkata:
"Nanti aku jadi pembicara tamu. Bahas soal perempuan yang tabah dalam rumah tangga. Kalian sebaiknya dengerin juga, biar tahu diri."
Nullok hanya mengangguk. Tapi dalam hatinya... ia sudah mengambil keputusan.