Marianne tersenyum hangat, "Tentu, Matt! Ambil semuanya jangan sampai ada yang terjatuh, termasuk kau!"
Tangan mungilnya mengambil tumpukan surat, Matthew heran entah mengapa selalu banyak surat disini, rupanya wanita ini menghabiskan waktu hanya untuk kue dan surat saja.
Mereka memiliki kebiasaan mengadakan perjamuan teh bersama tetangga terdekat setiap akhir pekan. Memutar lagu-lagu Belanda klasik bergenre Levenslied yang berinstrumenkan akordeon dan organ laras. Mengobrol tentang pakan ternak yang menghasilkan ternak gemuk, hasil perkebunan yang anjlok tahun ini, sampai dengan menggosip kisah asmara anak-anak mereka.
Marianne memberikan Matthew sepiring biskuit kesukannya dengan secangkir susu ditengahnya. Matthew yang sedari tadi duduk di kursi dengan segera meraihnya.
"Terima kasih, Marianne." ucapnya.
"Tentu, sayang. Kau mau kutemani mengobrol?" Marianne menawarkan.
"Iya, Marianne. Temani aku selagi aku menghabiskan biskuit ini. Aku tidak ingin Daniel mengambil paksa milikku seperti pekan lalu." mukanya sinis melirik sindir Daniel yang duduk di sampingnya. Seperti biasa ia memang tidak suka berbagi biskuit kesukaannya itu kepada oranglain, kecuali pada kakeknya.
"Oh, sayang, ia hanya menggodamu. Ketahuilah segala tingkah lucumu itu membuat hangat hati kami. Tuhan akan melindungi biskuitmu itu dari Daniel."
Muka Matthew masih tampak sebal sekalipun Marianne mencoba melapangkan hatinya. Ia tampak semakin menggemaskan dengan pipinya yang memerah. Marianne dan Daniel tertawa kecil melihat perangai bocah yang mudah sekali kesal itu.
"Apakah tuhan sungguh bisa melakukan itu, Marianne? Kalau begitu aku akan meminta Tuhan memberiku banyak Eierkoek dan biskuit anti-Daniel!" Matthew berteriak dengan gemasnya hingga seisi ruangan pun mendengarnya. Semua orang tertawa.
"Dan, aku juga akan meminta Tuhan untuk membawa pulang ayahku agar kakek Phillip tidak lagi meringkuk di tengah malam." Matthew melanjutkan bicara dan semua orang di ruangan hening sekejap. Mereka tau bahwa itu adalah hal yang sangat sensitif bagi Phillip, ia memang tidak pernah benar-benar bisa melepaskan putranya. Semua orang mencoba kembali pada aktivitas sebelumnya dengan canggung, Marianne mengalihkan Matthew dengan mengajaknya mengobrol hal yang lain.