Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Secure Equipment Act of 2021" Lanjutan dari Perang Dagang dan Iptek AS-Tiongkok

7 November 2021   18:00 Diperbarui: 8 November 2021   03:18 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cepro.com + manilatimes.net

Mungkin juga ada yang bertanya-tanya, karena Huawei bisa dibatasi oleh AS, maka mengapa Tiongkok tidak juga harus memberi sanksi dan membatasi perusahaan AS seperti Apple. Tetapi masalah ini tidak sesederhana itu. Apple, sebagai perusahaan tingkat raksasa di industri terkait, menjual lebih dari ratusan juta iPhone setiap tahun, dan pekerjaan periferal serta peningkatan industri yang didorongnya tak terhitung jumlahnya.

Jika Tiongkok ingin bertindak cepat dan membatasi atau bahkan memblokir Apple, kerusakannya akan terlalu besar, dan hasil akhirnya hanya akan merugikan kedua belah pihak, dan Tiongkok jelas tidak akan mau berbisnis dengan kerugian.

Selain itu, ada banyak rantai pasokan hulu dan hilir yang digerakkan oleh Apple. Tidak hanya perusahaan asing, tetapi sebagian besar adalah perusahaan Tiongkok. Beberapa perusahaan bahkan mengandalkan pesanan Apple untuk menghasilkan uang sepanjang tahun. Jika Apple dilarang, beberapa perusahaan Tiongkok pasti akan rugi banyak. Bagaimana pun tibndakan begitu masih belum menjadi solusi, lagi pula, garis hidup masih dipegang erat di tangan pihak lain, jadi tindakan melarang Apple di dalam negeri Tiongkok tidak tepat.

Misalnya, Apple sebelumnya menghilangkan 34 pemasok perusahaan Tiongkok dalam satu napas. Perusahaan-perusahaan ini telah menderita kerugian besar. Misalnya, OFILM Group Co.Ltd, (sebuah perusahaan teknologi Tiongkok yang bisnis utamanya adalah modul layar sentuh, modul kamera, dan modul pengenalan sidik jari, dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang ke bidang mobil pintar), dilaporkan bahwa setelah memutuskan tidak sebagai pemasok Apple, laba seluruh perusahaan turun 90%.

Karena sebelumnya, mereka telah menginvestasikan dalam penelitian dan pengembangannya. Setelah memutuskan pasokan ke Apple, perusahaan ini hampir tutup karenanya. Oleh karena itu, hal ini juga membuat banyak perusahaan waspada terhadap Apple.

Dalam beberapa tahun terakhir, selain lini produk tradisional seperti iPhone dan iPad, Apple juga aktif mengembangkan banyak lini bisnis baru. Di antaranya, lini produk otomotif Apple yang paling diperhatikan. Lagi pula, kendaraan bensin tradisional secara bertahap akan menurun, kendaraan energi baru (baterai) perlahan muncul, dan produsen ponsel tradisional seperti Xiaomi dan Huawei juga mulai lebih mengembangkan pembuatan kendaraan listrik (EV), demikian juga Apple tentu saja tidak ketinggalan.

Tapi bagaimanapun juga, mobil dan ponsel bukanlah bidang yang sama, meskipun sekuat Apple, tidak mungkin membangun mobil keseluruhan secara madiri, masih membutuhkan bantuan pemasok industri otomotif lainnya. Yang paling penting untuk kendaraan energi baru adalah bagian baterai. Lebih khusus lagi, itu adalah baterai lithium fero fosfat. Ini adalah solusi baterai terbaik untuk semua kendaraan energi baru saat ini. Pabrikan kendaraan listrik terbesar Tesla juga menggunakan baterai ini. Bahkan kini BYD/Build Your Dreams ( telah memproduksi Balde Battery untuk EV).

BYD Europe mengantisipasi bahwa Blade Battery baru yang 'mengubah permainan' menandai dimulainya era baru keselamatan dan kinerja untuk industri kendaraan listrik (EV) di Eropa.

Tentu saja, Apple sendiri tidak dapat membuat baterai, sehingga hanya dapat mencari bantuan dari perusahaan terkait lainnya, dan Apple menemukan Panasonic di tempat pertama. Permintaan Apple disetujui oleh Panasonic, namun masalahnya produk baterai Panasonic tidak hanya dari segi kapasitas atau kualitas produksi, tetapi juga tidak dapat memenuhi kebutuhan Apple, Apple mengincar perusahaan lain, CATL (Contenporary Amperex Technology Co.Ltd. China) dan BYD dari Tiongkok.

Pada awalnya, Apple berbicara dengan CATL dan BYD tentang kerja sama, dan mengusulkan dua syarat. Pertama, Apple dan tim R&D komponen perusahaan harus bekerja sama. Kedua, pergi ke AS untuk membangun pabrik dan mengembangkan produksi khusus untuk memproduksi baterai untuk Apple.

Usulan Apple yang pertama lebih baik untuk dipahami. Lagi pula, mobil juga merupakan proyek yang kompleks, dan presisi serta kerumitannya tidak jauh lebih rendah daripada ponsel. Tidak jarang pemasok suku cadang dan vendor produk bekerja sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun