Di bawah sanksi AS, chip 5G Huawei tidak dapat diproduksi dan komunikasi 5G tidak dapat digunakan. Di bawah berbagai lingkaran setan, pendapatan Huawei yang ditekan oleh AS telah turun hampir sepertiga dalam waktu kurang dari setahun.
Pendapatan Huawei turun, justru perusahaan iptek AS yang diuntungkan, beberapa hari yang lalu, Apple merilis laporan keuangan terbaru untuk kuartal ketiga tahun 2021. Laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan Apple di seluruh Tiongkok adalah US$14,563 miliar, meningkat 83%. Perhatikan bahwa US$14,563 miliar (RMB 90 miliar yuan).
Di atas ini hanya seperempat dari penjualan Apple, dan tingkat pertumbuhannya telah mencapai 83%; siapa pun yang melihat ini tahu apa artinya ini.
Ini hanya perhitungan keuntungan dari wilayah Tiongkok saja; itu belum menghitung pangsa Huawei dari pasar internasional seperti Eropa karena sanksi AS.
Sejak awal sanksi AS terhadap Huawei pada 2019, nilai pasar Apple melonjak tiga kali lipat dalam dua tahun. Jadi diperkirakan jatuhnya pangsa pasar Huawei sebagian besar telah diisi oleh Apple.
AS berupaya untuk melarang atau membendung Huawei mengembangkan chip sendiri, dan melarang pihak lain untuk menjual suku cadang dan komponen penting yang diperlukan untuk 5G ke Huawei (termasuk ponsel dan BTS/Base Transfer Station), meskipun Huawei adalah kontributor terbesar dunia dalam R&D 5G, dunia dilarang untuk menggunakan 5G Huawei.
(BTS adalah peralatan yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara peralatan pengguna (UE) dan jaringan.)
Ponsel, chip, dan peralatan 5G Huawei telah ditargetkan oleh AS satu demi satu, dan mereka telah ditekan satu per satu. Sekarang AS telah mengesahkan UU baru "a la preman" untuk penindasan baru terhadap Huawei.
Pendiri Huawei Ren Zhenfei juga pernah mengatakan: AS tidak coba mengoreksi kita, tetapi untuk membunuh kita." Dan kalimat ini ternyata kini terbukti.
Sebenarnya, AS telah mengincar industri iptek Tiongkok, bukan hanya dua tahun belakangan ini, tapi telah mengincar Huawei dan raksasa iptek Tiongkok lainnya bahkan lima tahun yang lalu. Lima tahun lalu ketika industri raksasa iptek lainnya "ZTE" didenda US$ 1,2 miliar oleh AS.
Saat itu Departemen Perdagangan AS mengatakan telah menemukan bukti yang jelas bahwa ZTE bersalah atas pelanggaran tersebut. Pada bulan Maret 2017, ZTE setuju untuk membayar denda $ 1,2 miliar kepada AS; kemudian, pada bulan April tahun 2018, Deperdag AS mengumumkan lagi bahwa ZTE telah melanggar ketentuan perjanjian awal. Agen-agennya melarang ZTE membeli komponen AS selama tujuh tahun.