Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Secure Equipment Act of 2021" Lanjutan dari Perang Dagang dan Iptek AS-Tiongkok

7 November 2021   18:00 Diperbarui: 8 November 2021   03:18 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cepro.com + manilatimes.net

ZTE sangat bergantung pada perusahaan AS untuk perangkat keras internal di ponselnya, jadi larangan itu mungkin merupakan hukuman mati. Saat itu ZTE sementara menghentikan perdagangan sahamnya, dan menghentikan operasinya saat larangan itu diberlakukan.

Saat itu, AS mengguna alasan penyerangan yang melanggar keamanan nasional AS, yang sama persis dengan apa yang AS gunakan untuk menyerang Huawei seperti sekarang ini.

Melihat ke belakang,  sekarang ini sebenarnya adalah "acara khas" yang sangat layak untuk diwaspadai yang diperhatikan oleh pihak Tiongkok.

Huawei juga merupakan penjual peralatan infrastruktur telekomunikasi terbesar di dunia, yang meliputi router, modem, dan peralatan untuk mendukung menara ponsel, dengan 180.000 karyawan.

Dan Senator Republik Tom Cotton dari Arkansas ingin menjauhkannya dari AS, dengan mengatakan: "Perusahaan-perusahaan ini telah membuktikan diri mereka tidak dapat dipercaya," katanya di lantai Senat, menyamakan nasib Huawei dengan ZTE. "Dan pada titik ini, saya pikir satu-satunya hukuman yang pantas adalah memberi mereka hukuman mati, untuk membuat mereka gulung tikar di AS." Kata Cotton.

Sumber: npr.org
Sumber: npr.org
Rekan senator Republik, Marco Rubio dari Florida, setuju dan menyatakan: "Sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai menyingkirkan investasi #Huawei Anda. Karena #ZTE merupakan ancaman yang sangat serius bagi AS, Huawei 100 kali lebih buruk."

Rubio dan Cotton memperkenalkan UU ini pada bulan Februari yang akan melarang lembaga pemerintah AS membeli peralatan dari Huawei atau ZTE. Langkah itu sekarang dimasukkan sebagai bagian dari amandemen untuk memulihkan sanksi perdagangan yang ketat terhadap ZTE.

Jadi "UU Kemanan Peralatan 2021" merupakan kelanjutan dari AS untuk menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan iptek Tiongkok. Esensi di balik ini adalah bahwa lima tahun lalu, AS telah menargetkan raksasa iptek Tiongkok, menargetkan rantai industri iptek seluruh Tiongkok.

Lima tahun yang lalu tampaknya orang Tiongkok masih belum begitu menyadari ketika ZTE dijatuhi sanksi oleh AS. Sehingga pada saat insiden ZTE pertama di tahun 2016, hal ini tidak membuat semua orang Tiongkok waspada sepenuhnya. Jika tidak seharusnya Tiongkok akan dapat berjuang selama beberapa tahun sebelumnya untuk mempersiapkan otonomi seluruh rantai industrinya.

Namun, sayangnya! Hingga tahun 2018, hingga pecahnya peristiwa ZTE kedua di tahun 2018, masih banyak elit dan cendekiawan di Tiongkok, serta banyak orang terkenal, yang masih belum mempelajari dengan cermat alasan sebenarnya di balik sanksi ini, dan masih belum curiga mengapa AS akan menghukum ZTE lagi.

Mereka masih secara refleks menuduh perusahaan dalam negeri Tiongkok tidak jujur dan tidak menaati aturan. . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun