Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Hong Kong Rusuh? Bisakah Runtuh?

19 Oktober 2019   15:25 Diperbarui: 19 Oktober 2019   15:31 3073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 23 Juni 1984, Deng Xiaoping bertemu dengan Zhong Shiyuan dan orang-orang terkenal lainnya di Hong Kong, Deng Xiaoping mengatakan di depan mereka bahwa tidak ada "kursi berkaki tiga" dalam pembicaraan Tiongkok-Inggris.

Dalam percakapan ini, Deng Xiaoping pertama kali mengusulkan agar rakyat Hong Kong harus diperintah oleh kaum patriot. Standar Patriot adalah untuk menghormati rakyat mereka sendiri dan dengan tulus mendukung tanah air (Tiongkok) untuk melanjutkan pelaksanaan kedaulatan atas Hong Kong tanpa merusak kemakmuran dan stabilitas Hong Kong.

Ada lagi peristiwa dimana Dubes Malaysia untuk Beijing pada 1983, Tan Sri Dato Ahmad Kamil Jaafar pernah bertutur kepada  Menlu Tiongkok Liu Shuqing saat bertemu pada waktu itu, dia ingin tahu tentang perundingan Inggris-Tiongkok tentang pengembalian HK, dengan mengatakan: "Jangan percaya Inggris. saya akan memberi Anda sebuah contoh. Ketika Malaysia merdeka dari Inggris, rencana wilayah semula termasuk Brunei. Brunei juga merupakan bagian dari Malaysia."

Lebih lanjut beliau menceritakan: "Tetapi selama dalam perundingan waktu itu Inggris menemukan sumber daya minyak dan gas di perairan Brunei. Tetapi mereka tidak memberi tahu kami, dan mereka sengaja mengulur-ulur waktu negosiasi selama beberapa tahun, selama dalam proses itu juga mempromosikan Brunei menjadi negara kecil yang "independen". 

Inilah yang oleh orang Inggris disebut sebagai "divide and rule (memecah belah dan memerintah)", dan kemudian perusahaan Shell Inggris ada di sana untuk minyak dan gas, yang menghasilkan banyak uang." Kemudian dia juga mencerita kisah masa kecilnya kesan terhadap Inggris.

tan-sri-dato-ahmad-kamil-jaafar-5daac5a50d82303c5c04bef2.png
tan-sri-dato-ahmad-kamil-jaafar-5daac5a50d82303c5c04bef2.png
Sumber: marymartin.com

Tan Sri Dato Ahmad Kamil Jaafar seorang diplomat karier Malaysia, keturunan India, badannya tinggi besar gemar bermain tennis. Saat di Beijing sering bermain tennis dengan diplomat Tiongkok, dia menceritakan kepada Menlu Liu bahwa ketika dia muda, olahraga tenis tidak boleh disentuh dia karena dia seorang Melayu, bermain tenis menjadi hak istimewa orang kulit putih.

Dia mengatakan kepada Liu: Anda harus bisa melihat tabiat penjajah Inggris ketika harus meninggalkan negara penjajahannya sebelum dan sesudahnya. Mereka sebelum meninggalkan daerah jajahannya selalu dengan hati-hati dan terencana menumbuhkan rasa pro-Inggris kepada warga setempat untuk membentuk kekuatannya kelak, dengan tujuan untuk intervensi lanjutan di daerah ini. Lebih lanjut dia mengatakan.

Coba lihatlah saat ini terjadinya konflik dan kekacauan di dunia tidak terlepas dari bayangan intervensi Inggris, konflik masalah Khasmir India-Pakistan, konflik Siprus-Turki dan Yunani, konflik yang terjadi di Timteng, Israel dan Palestina, tidak terlepas dari bayangan Inggris.

Saran dari sang Dubes itu memang benar adanya, kemudian para  cendikiwan Tiongkok juga ada menerbitkan artikel-artikel yang serupa.

Kini kita juga bisa melihat konflik-konflik di manapun di dunia, kita hanya perlu melihat apakah tempat ini bekas koloni Inggris atau tidak. Kita hanya melihat "ranjau-ranjau" yang ditanamkan, hanya sekarang dengan adanya intervensi AS maka masalah menjadi lebih rumit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun