Mohon tunggu...
Muhammad Adhien
Muhammad Adhien Mohon Tunggu... Amann

Anak desa yang dituntut untuk mengirim pesan rakyat lapisan bawah kepada yang berkuasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Abstraksi Nalar Komputasional Tan Malaka

2 Juni 2025   04:23 Diperbarui: 2 Juni 2025   04:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Tan Malaka tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak. Dalam Dari Penjara ke Penjara, ia mencatat pengalaman revolusionernya dari berbagai negeri dan bagaimana teori sosialisme harus diuji dalam praktik perjuangan nyata[7]. Pandangan ini menjadikan sosialisme bukan sekadar wacana, melainkan cara hidup dan perjuangan yang menyeluruh.

 

1.4 Sosialisme sebagai Proyek Emansipatoris

 Dengan menjadikan sosialisme sebagai proyek emansipatoris, Tan Malaka menempatkan rakyat sebagai subjek utama sejarah. Ia menolak kompromi dengan kekuatan kolonial dan menuntut kemerdekaan 100% sebagai bentuk pembebasan sejati[8].

 Dalam konteks kekinian, gagasan ini masih relevan. Di tengah neoliberalisme dan ketimpangan sosial yang terus meningkat, sosialisme ilmiah yang berbasis pada realitas objektif dan logika kritis dapat menjadi jalan keluar dari krisis multidimensional.

 

Bab 2: Materialisme Historis dan Dialektika sebagai Alat Analisis

 

2.1 Materialisme Sebagai Landasan Ilmiah Perjuangan

 

Materialisme historis merupakan pendekatan ilmiah dalam memahami perubahan masyarakat berdasarkan kondisi material, bukan ide atau kehendak individu semata. Menurut Karl Marx, "kesadaran bukan yang menentukan keberadaan sosial, melainkan keberadaan sosiallah yang menentukan kesadaran."[9] Tan Malaka menerima prinsip ini dan mengadaptasinya dalam konteks Indonesia yang feodal-kolonial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun