Â
3.1 Massa Sebagai Subjek Sejarah
Â
Dalam pemikiran Tan Malaka, massa bukan sekadar objek penderita dalam sejarah, melainkan kekuatan aktif yang menentukan arah perubahan sosial. Dalam Aksi Massa (1926), ia menegaskan bahwa "hanya aksi massa yang dapat mengubah keadaan secara radikal," menolak gagasan bahwa perubahan bisa datang dari elite politik atau kompromi dengan kekuatan kolonial.[14]
 Aksi massa bukanlah kerumunan tanpa arah, tetapi ekspresi kolektif dari kesadaran revolusioner yang terorganisir. Tan Malaka mengkritik tendensi partai-partai politik di Hindia Belanda yang hanya mementingkan representasi dalam Dewan Rakyat tanpa membangun kekuatan sejati di basis rakyat.[15]
Â
3.2 Teori Aksi dalam Konteks Kolonialisme
Â
Tan Malaka memformulasikan teori aksi massa berdasarkan realitas konkret masyarakat kolonial. Baginya, tidak cukup hanya membaca teori dari Eropa dan menerapkannya secara tekstual. Aksi massa harus disesuaikan dengan struktur sosial yang unik: adanya kelas buruh yang masih bercampur dengan petani, serta kekuasaan kolonial yang mengakar dalam sistem feodal lokal[16].
 Dalam konteks ini, ia mengembangkan pendekatan taktis yang menggabungkan agitasi, pendidikan politik, dan perlawanan terbuka. Aksi bukan hanya demonstrasi, tapi juga pendidikan melalui pengalaman kolektif. Rakyat belajar tidak hanya dari buku, tetapi dari keterlibatan langsung dalam perjuangan.
Â