"Ooh..."
"Ngomong-ngomong laddunya sudah Paman beli?"
"Sudah Nona, ini laddu pesanan Nona," ucap Kushal sambil menyerahkan sebungkus plastik yang ia ambil dari jok depan mobil.
"Terimakasih Paman."
Mobil sedan hitam itu melaju cepat meninggalkan kampus Universitas Kamla Nehru. Tepat saat matahari bersinar agak redup, mereka tiba dirumah. Sambil membawa tas dan bungkusan laddu, Deepali bergegas memasuki rumahnya. Sedangkan Kushal memasukkan mobil itu di halaman rumah.
Beberapa menit kemudian Deepali keluar rumah dan duduk di teras sambil membawa sepiring laddu dan dua cangkir teh panas.
"Paman Kushal, cepatlah kemari. Ayo kita makan laddu ini bersama-sama." teriak Deepali.
"Sebentar Nona, saya tutup pintu gerbang rumah dulu." balas Kushal.
Mereka berdua mengobrol banyak. Saling berbagi cerita masing-masing. Hanya ada mereka berdua dirumah yang cukup besar itu.
Sesekali Kushal memeluk dan mengelus rambut Deepali karena ia sudah menganggapnya seperti anak kandung sendiri. Hanya kepada Deepalilah ia melepaskan kerinduan akan putrinya yang ia tinggalkan di Shahjahanpur. Setahun sekali mereka bertemu.
Suasana akrab dan hangat tercipta diantara dua orang beda generasi itu. Hingga tak terasa waktu telah sore.